Tumpaan—Keluhan konsumen atas pelayanan PDAM Minsel memang sudah berlangsung lama. Bahkan, hal ini diakui Direktur Utara PDAM Minsel Darius Harry Tampi, Ssos. Diakuinya hal tersebut akibat minimnya anggaran.
‘’Sekali lagi, persoalan yang terjadi di PDM Minsel hanya karena minimnya anggaran. Bahkan, perhatian Pemkab Minsel sebagai induk dari BUMD ini kurang sehingga banyak persoalan terjadi di PDAM Minsel,’’ ujar Kabid Teknis Jeffry Dajoh.
Menurut Dajoh, bila sebenarnya Pemkab Minsel menganggarkan dana untuk PDAM. Maka, dipastikan tidak ada masalah di tubuh PDAM ini. Tetapi, sejak PDAM dikomandani Darius Herry Tampi, justru PDAM berhutang, baik kepada karyawannya maupun kepada konsumen dan Pemkab Minsel sendiri.
‘’Salah satu fasilitas pembangunan air bersih di Desa Wuwuk Kecamatan Tareran. Bahwa, sebagian besar fasilitas yang ada juga dikeluhkan konsumen. Tetapi, disini kita menilai bukan hanya Desa Wuwuk semata-mata. Tetapi, fasilitas PDAM yang ada di Desa Tumpaan, Buyungon, pompa air dibangun sejak tahun 1980-an,’’ tukasnya.
Dikatakannya, sebenarnya Pemkab Minsel akan menyediakan fasilitas untuk PDAM. Namun, hal tersebut hanya untuk operator saja. ‘’Disayangkanya, hingga kini campur tangan Pemkab Minsel dinilai masih kurang. Yang berdampak pada pelayanan kepada konsumen dan masyarakat terjadi tidak optimal,” pungkas Dajoh. (and)