Bitung – Air sungai atau kuala menjadi alternatif utama bagi PDAM Dua Sudara Kota Bitung untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Kota Bitung.
Hal itu dilakukan PDAM mengingat sumber mata air yang selama ini digunakan tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bersih bagi 16.195 pelanggan (data per Agustus 2018,red).
“Saat ini ada dua air kuala yang dilelola menjadi air minum untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, yakni Sungai Girian dan Tendeki,” kata Direktur PDAM Dua Sudara Kota Bitung, Raymond Luntungan beberapa waktu lalu.
Menurutnya, sumber air minum menggunakan air sungai masih cukup untuk 20 tahun kedepan dengan biaya pengolahan menjadi air minum.
“Di Kuala Girian kita ada 70 liter bak pengolahan yang menghasilkan ribuan liter per detik, sedangkan di Tendeki ada 40 liter bak pengelolahan dan rencananya kita akan tambah,” katanya.
Soal biaya pengolahan air sungai menjadi air minum kata Raymond, masih jauh lebih murah jika dibandingkan dengan mengolah air laut.
“Kita juga bisa mengolah air laut menjadi air minum, tapi membutuhkan biaya besar jika dibandingkan mengolah air sungai,” katanya.
Namun kata dia, sistem pengolahan air sungai menjadi air minum sangat bergantung pada pasokan litrik. Mengingat, bahan-bahan yang digunakan untuk mengolah air menjadi air layak konsumsi sangat bergantung ke listrik.
“Pompa dan alat untuk menginjeksi obat-obatan ke bak pengolahan semuanya bergantung ke listrik,” katanya.
(abinenobm)