
Manado, BeritaManado.com — Tren kasus pasien positif COVID-19 di Sulut terus mengalami kenaikan.
Berdasarkan data laman kemkes.go.id, Senin (8/6/2020) pukul 16.00 WIB sore tadi, ada peningkatan 15 kasus sehingga akumulatif pasien terkonfirmasi positif menjadi 510 orang.
Kondisi ini mendapat respon Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw.
Katanya, keliru jika publik menilai kenaikkan kasus positif akibat kegagalan pemerintah.
Justru kata Angouw, hal itu adalah sinyal bagus karena transmisi bisa dideteksi lebih awal.
“Kerja-kerja tim surveilance kini menyasar banyak tempat. Siapa yang pernah terhubung pada suatu klaster dideteksi lebih luas. Ini bagian strategi memutus penyebaran corona,” terang Andrei Angouw kepada BeritaManado, Senin (8/6/2020).
Angouw menjelaskan, dengan banyaknya kasus positif, berarti pencegahan dini agar penyebaran tidak meluas sudah dilakukan.
“Karena mereka yang terkonfirmasi akan menjalani karantina sehingga tidak lagi berpotensi menyebarkan virus,” terangnya.
Dikatakan, jumlah tes di Sulut dilakukan dengan perbandingan dua orang pada sebaran seribu penduduk.
Lebih baik dari nasional dengan strategi satu per seribu warga.
“Kalau secara nasional ada 31 ribu terkini, untuk Sulut dengan satu persen penduduk nasional dan dikali jumlah testing harusnya diangka 620. Artinya kita masih di bawah rata-rata nasional,” terang Politisi PDIP itu.
Karena itu, Andrei Angouw berharap masyarakat memahami usaha Pemprov Sulut memerangi penyebaran pandemi COVID-19.
Pemeriksaan Laboratorium Meningkat
Hal senada dikatakan Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Pemprov Sulut dr Steaven Dandel.
Menurut Steaven Dandel, kenaikan kasus yang begitu cepat karena kerja-kerja tim gugus diperluas dengan waktu penggandaan yang diperpendek menjadi delapan hari.
“Otomatis aktifitas pemeriksaan di laboratorium menjadi banyak,” terang Dandel.
Dikatakan, tim surveilance di kabupaten/kota juga intens meningkatkan agresifitas pemeriksaan di lapangan.
Itu dilakukan di berbagai tempat, termasuk rumah sakit, Dinas Kesehatan dan beberapa titik yang menjadi daerah penyebaran virus.
“Dengan makin tinggi jumlah diperiksa, otomatis ada peningkatan dari segi jumlah,” jelasnya.
Menurut Dandel, upaya yang dilakukan tim surveilance saat ini adalah mendeteksi sebanyak mungkin kasus positif agar bisa segera diisolasi.
Langkah ini demi meredam transmisi kepada orang lain.
“Ini kunci utama memutus penyebaran COVID-19,” bebernya.
Tetapi tambah Dandel, kerja-kerja tersebut tidak akan memberikan dampak maksimal jika perilaku masyarakat masih acuh tak acuh terhadap anjuran pemerintah.
“Walau tim surveilance sudah berjibaku di lapangan, tapi masyarakat masih enggan pakai masker dan mengacuhkan social distancing itu sama sekali tidak membantu,” tandasnya.
Rapid Test 21.432 orang
Hingga Minggu (7/6/2020) total warga Sulut yang reaktif rapid test mencapai 1.012 orang.
Steaven Dandel menjelaskan, jumlah reaktif tersebut merupakan hasil screening di semua area yang diduga menjadi kawasan transmisi.
“Sementara total rapid test sudah mencapai 21.432 orang,” beber Dandel.
Menurut dia, jika ditotal dari jumlah reaktif rapid test, yang terkonfirmasi positif sekira 11,5 persen.
“Tetapi sekali lagi, ini jauh dari paripurna karena yang reaktif belum semua menjalani tes swab,” tandasnya.
(Alfrits Semen)
Baca juga:
- Ini Rincian 14 Kasus Positif COVID-19 di Sulut per 8 Juni 2020
- Pasien Asal Bolsel Sembuh, Total 74 Kasus