
MANADO – Agenda rapat paripurna di DPRD Sulut sering menjadi ajang banyolan anggota dewan. Terakhir saat paripurna penetapan APBD Sulut 2012, Selasa (25/10) lalu. Tak sedikit anggota dewan terkesan tidak serius mengikuti rapat, bahkan juru bicara FPN Ayub Ali mengatakan Rosmawati Nasaru dengan sebutan mantan istri wakil walikota.
Hal tersebut menuai reaksi banyak pihak termasuk kalangan dewan sendiri. “Ini ucapan yang tidak pantas,” tutur beberapa anggota dewan.
Benny Rhamdani, anggota komisi IV DPRD Sulut bahkan lebih keras menyatakan rapat paripurna sering dijadikan ajang guyonan anggota dewan dan kehilangan kewibawaannya.
“Sebagai anggota DPRD saya sangat kecewa bahkan prihatin, karena rapat paripurna berkaitan dengan agenda politik strategis menyangkut kepentingan nasib rakyat yang membutuhkan sikap serius, tidak hanya konteks rapat, tapi ternyata DPR sudah kehilangan marwah dan kewibawaannya,” tutur Brani, sapaan akrabnya kepada sejumlah wartawan, Kamis (27/10) siang.
Dirinya bahkan mengingatkan suatu pernyataan mantan Presiden RI Abdurahman Wahid alias Gus Dur, yang mengatakan DPR seperti Taman Kanak-Kanak, sesungguhnya terjadi juga di DPRD Sulut.
“Nah, secara fakta itu terjadi saat penyampaian akhir fraksi yang seharusnya DPR menunjuk kewibawaannya, namun saat itu kewibawaan DPR hilang sama sekali. Jadi turunnya derajat kewibawaan DPR justru dilakukan kalangan DPR sendiri,” pungkas mantan aktivis yang keluar-masuk penjara di masa Orde Baru ini. (jry)