Oleh: Stefan Obadja Voges
Manado – 10-20 tahun lalu, berbicara tentang tokoh pemuda, sangat identik dengan figur pemuda yang datang dari asal usul keluarga yang tidak terkenal, memiliki prestasi segudang dan menjadi pemimpin terkenal. Hal itu begitu menjadi sangat luar biasa ditengah-tengah kurangnya kepercayaan masyarakat dan sinisnya pandangan masyarakat terhadap putera-puteri pejabat atau keluarga kaya-raya terkenal.
Putera-puteri keluarga pejabat atau pengusaha terkenal diidentikkan dengan kesombongan, suka menghambur-hamburkan kekayaan orang tuanya dan tidak memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin karena pola hidup manja dari orang tua mereka. Berbeda dengan pemuda yang terbentuk dari keluarga sederhana yang penuh dengan perjuangan untuk menggapai apa yang diinginkan mereka.
Tapi itu dulu, saat ini, banyak juga keluarga pejabat yang mampu mendidik anak-anak mereka dengan baik dan akhirnya menunjukkan prestasi di bidang yang mereka geluti, hal ini akhirnya merubah cara pandang masyarakat terhadap anak-anak muda dari kalangan atas tersebut. Stigma anak pejabat yang sombong, angkuh, suka foya-foya, terlibat narkoba, broken home, sex bebas dll perlahan terkikis dengan tampilnya mereka di berbagai bidang dengan prestasi yang gemilang.
Hal ini membawa nuansa baru dalam ketokohan pemuda. Bila dulu ada antipati terhadap anak-anak pejabat dan pengusaha, kini mereka menjadi idola dan harapan baru dalam upaya membangun kepemudaan. Kepintaran, ketenaran dan kekayaan menjadikan mereka figur muda yang sempurna untuk menjadi tokoh bagi para pemuda. Sekarang para tokoh muda ini sedang bertarung saling menunjukkan taring mereka di kancah Nasional. Siapa yang mampu bertahan dalam kerasnya persaingan tentunya akan selalu dikenang, yang tenggelam akan dilupakan. Mereka sadar bahwa di tengah-tengah kiprah mereka, setumpuk beban melekat di pundak mereka, selain kehormatan diri sendiri, kehormatan orang tua juga kehormatan daerah mereka berasal. (**)