Tahuna, BeritaManado.com – Operasi Teritorial (Opster) menjadi salah satu operasi yang digelar diseluruh Indonesia, termasuk di wilayah Kodam XIII/Merdeka yang dilaksanakan di daerah perbatasan Indonesia-Filipina, yaitu di wilayah teritorial Kodim 1301/Satal Korem 131/Santiago.
Pelaksanaan Opster TNI tersebut akan di gelar dalam kurun waktu lima bulan (150 hari) dengan sasaran pelaksanaan kegiatan fisik dan non fisik serta terfokus kepada pelaksanaan pengamanan perbatasan pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Filipina.
Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Sabar Simanjuntak SIP MSc selaku Komandan Satgas Opster TNI wilayah Kodim 1301/Satal sekaligus bertindak sebagai inspektur upacara pada pembukaan kegiatan Opster di Lapangan Mini Tahuna.
Brigjen TNI Sabar Simanjuntak pada kesempatan tersebut membacakan amanat Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito SE MM yang mengatakan, tugas pokok TNI sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 34 tentang TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
“Sebagai implementasinya, TNI menggelar Operasi Teritorial di berbagai daerah di seluruh pelosok Nusantara dan untuk Kodam XIII/Merdeka salah satunya dilaksanakan di daerah perbatasan Indonesia–Filipina, terlebih khusus di pulau-pulau terluar Indonesia yang menjadi tanggung jawab Kodim 1301/Satal untuk membantu meningkatkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan situasi yang kondusif bagi pelaksanaan berbagai program pembangunan,” ujar Ganip.
Menyikapi perkembangan situasi regional, terutama di negara tetangga yaitu Filipina, dimana salah satu kotanya yaitu Marawi telah menjadi medan pertempuran baru ISIS di Asia Tenggara setelah basis mereka di Irak dan Suriah sudah semakin terdesak oleh pasukan pemerintah beserta aliansi internasionalnya, sudah sepatutnya jika semua pihak di Indonesia termasuk Sulut juga meningkatkan kewaspadaan.
“Terutama pulau-pulau terluar yang berada di daerah perbatasan Indonesia-Filipina yang merupakan wilayah yang sangat strategis, karena menjadi akses lintas batas antar negara yang cenderung sulit diawasi oleh aparat keamanan kedua negara, mengingat luasnya lautan dan keberadaan puluhan pulau tak berpenghuni yang berpotensi menjadi tempat persembunyian sekaligus jalur pelarian serta penyelundupan, baik teroris ISIS dan kelompok radikal lainnya maupun senjata api, munisi dan bahan peledak,” tegasnya.
Mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, Mayjen TNI Ganip Warsito pun menghimbau menghimbau seluruh warga masyarakat Sangihe dan Talaud agar tidak menyimpan senjata api, amunisi maupun bahan peledak, karena dapat dimanfaatkan oleh teroris ISIS dan simpatisannya serta kelompok radikal lainnya yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dan kondusifitas perekonomian di daerah perbatasan
“Warga masyarakat juga diharapkan lebih peka dan tanggap terhadap perkembangan situasi yang ada maupun lingkungannya, sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan adanya orang-orang yang tak dikenal di sekitar tempat tinggalnya masing-masing,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan, Opster ini nantinya akan fokus pada upaya untuk meningkatkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat, menumbuhkan wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara serta kemanunggalan TNI dengan rakyat melalui berbagai kegiatan, baik fisik maupun non fisik, ini semua adalah wujud dari darma bakti TNI kepada rakyat Indonesia yang telah melahirkannya dan selanjutnya demi keberhasilan tugas negara ini.
“Saya selaku Pangdam XIII/Merdeka mengajak segenap elemen bangsa yang ada di daerah perbatasan Indonesia-Filipina dan seluruh warga masyarakat Sangihe–Talaud, para tokoh adat, tokoh agama dan segenap tokoh masyarakat, agar mendukung jalannya Opster TNI ini, sehingga warga masyarakat di daerah perbatasan ini dapat semakin makmur dan sejahtera, mengingat pentingnya keberhasilan Operasi Teritorial ini untuk keamanan dan kesejahteraan warga masyarakat di daerah perbatasan, di salah satu beranda depan NKRI, maka saya perintahkan kepada seluruh Anggota Satgas agar: Satu, Tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar memperoleh berkat dan ridhoNya. Dua, Laksanakan semua aturan dan ketentuan yang berlaku di daerah operasi guna menghindari terjadinya kerugian personel dan materiil dan Tiga, Bekerjalah dengan ikhlas dan hati yang bersih untuk membangun bersama rakyat,” kata Ganip.
Kegiatan Opster TNI tahun 2017 wilayah Kodim 1301/Satal memiliki sasaran fisik pengrehapan rumah layak huni (RTLH) sebanyak 455 kepala keluarga yang terbagi dalam dua Kabupaten yakni Kabupaten Kepulauan Sangihe sebanyak 55 dan Kabupaten Kepulauan Talaud sebanyak 400 yang diprioritaskan pada wilayah puklau terluar Miangas, Marampit dan Marore yang berbatasan langsung dengan Filipina dan kegiatan non fisik berupa pengobatan kesehatan, sosialisasi, penyuluhan serta yang terpenting menjaga dan mengamankan pulau-pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Filipina dalam mengantisipasi situasi yang terjadi di Marawi Filipina Selatan.
Hadir dalam pembuakaan Opster TNI tahun 2017 Kodim 1301/Satal Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Ezar Gaghana SE ME, Dandim 1301/Satal Letkol Inf Saiful Parenrengi MPsi, Kapolres Sangihe AKBP I Dewa Made Adyana SIK SH, perwakilan Danlanal Sangihe, Kajari Tahuna Muhamad Irwan Datuiding SH MH, para pimpinan SKPD Sangihe, Persit Kodim 1301/Satal, Ketua Penggerak PKK Sangihe, Jalasenastri Lanal Tahuna dan Bhayangkari Polres Sangihe dan Tokoh Masyarakat serta utusan dari Pemda Kabupaten Kepulauan Talaud. (***/sri)