
Manado – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey-Steven Kandouw dalam kampanye terakhirnya Sabtu (5/12) kembali menegaskan komitmen mereka untuk segera mengatasi persoalan-persoalan mendesak yang dialami masyarakat Sulawesi Utara. Persoalan mendesak itu antara lain krisis listrik dan ancaman banjir, serta persoalan sinergitas pemerintahan.
Tentang penanggulanan krisis listrik, Olly secara gamblang menyatakan ini segera teratasi dalam bulan Desember 2015. “Krisis listrik akan kita atasi segera. Beberapa hari sebelum jadi calon, saya sudah menghubungi Dirut PLN untuk segera mengatasi krisis listrik di Sulawesi Utara. Bulan Desember tahun ini segera hadir kapal pembangkit listrik terapung di Amurang. Saya yakin 25 Desember 2015 tidak ada lagi mati listrik,” ujar Olly disambut
antusias massa.
Olly menjelaskan kepada wartawan usai kampanye itu, krisis listrik di Sulawesi Utara sangat menghambat kehidupan ekonomi masyarakat dan pembangunan pada umumnya. Bukan hanya menghambat, tetapi krisis listrik ikut menjadi beban tingginya biaya hidup dan produktivitas masyarakat terganggu. “Dampaknya luas sekali, ini harus segera diatasi,” tuturnya.
Demikian pula soal ancaman banjir di Kota Manado, konsep dan program pencegahan banjir sudah jalan melalui kajian, penyusunan anggaran, dan lobby ke kementrian. “Sudah berjalan, kajian dan penyusunan anggaran dan lobby juga sudah saya lakukan. Ancaman banjir ini persoalan serius bagi Manado dan Sulut umumnya,” kata Olly kepada wartawan usai kampanye Sabtu pekan lalu.
Dijelaskan, program pencegahan banjir itu dengan membangun dua waduk/bendungan di Kuwil dan Sawangan yang dapat menahan dan mengendalikan tumpahan air kiriman dari daerah kawasan penyangga di Minahasa dan Minahasa Utara. “Waduk pencegahan banjir sudah dibangun di beberapa negara termasuk di Indonesia. Hasil penelitian tim ahli, Waduk Kuwil dan Sawangan adalah solusi yang pencegahan banjir,” tandasnya. Jika tidak dicegah, maka Kota Manado setiap tahun tetap berada dalam bayang-bayang ancaman banjir kiriman.
Ditambahkan, tentu saja pembangunan waduk itu harus harus diikuti dengan rehabilitasi kawasan penyang ga melalui reboisasi kawasan DAS Tondano dan sekitarnya. Daerah resapan air di Kabupaten Minahasa, Minahasa Utara, dan Kota Tomohon harus diperkuat dengan reboisasi. “Jika daerah resapan air semakin baik, curah hujan akan tertahan di daerah resapan,” katanya.
Olly dan Steven dalam orasi kampanye juga menekankan, semua program mendesak dan program jangka panjang yang dipersiapkan memerlukan sinergitas pemerintahan dari tingkat kabupaten kota, provinsi, hingga pemerintah pusat. “Kami memerlukan sinergitas dengan pemerintah kota dan kabupaten. Satu program, satu gerak langkah dan satu tujuan,” tuturnya.
Sesuai pengalaman, pemerintah daerah yang tidak bersinergi satu dengan lainnya dapat menghambat program pembangunan. Contohnya, untuk pencegahan banjir, sinergitas program antara pemerintah Provinsi Sulut, Pemkot Manado,Kabupaten Minahasa, dan Pemkot Tomohon diperlukan untuk kelancaran.
Calon Walikota Manado Hanny Joost Pajouw yang ikut mendamping Olly-Steven dalam kampanye itu, juga menyatakan kepada wartawan, banjir kiriman di Kota Manado adalah persoalan yang sangat serius dan Pemkot Kota dan masyarakat Manado tidak bisa mencegah banjir sendirian. “Banjir adalan ancaman yang sangat serius pada semua aspek kehidupan di Manado, kata kuncinya hanyasatu sinergi program dengan Pemprov Sulut dan lintas kabupaten kota,” kata
HJP. (ads)