Jakarta, BeritaManado.com – Kelangkaan obat Asetosal yang sangat dibutuhkan untuk para penderita jantung membuat rumah sakit sebagai ujung tombak pelayanan harus memutar otak dan mencari solusi terbaik.
RSUP Prof Dr R D Kandou Manado sebagai salah satu rumah sakit rujukan dan ternama di Sulawesi Utara juga tak luput dari permasalahan tersebut.
Seperti dikatakan Manajer Tim Kerja Pelayanan Penunjang, Nurliah Arsam SSi Apt MARS, masalah kelangkaan obat Asetosal merupakan persoalan nasional.
Pasalnya, kelangkaan terjadi bukan hanya di Sulawesi Utara, tetapi di seluruh Indonesia.
Hal ini terjadi, kata dia, karena kelangkaan bahan baku dan nomor ijin edar yang belum keluar.
Untuk tetap menjalankan komitmennya memberikan pelayanan terbaik, khususnya dalam menjamin ketersediaan obat bagi pasien jantung, RS Kandou Manado sejak akhir tahun lalu sudah mulai melakukan beberapa upaya.
RS Kandou Manado sudah mencoba mengupayakan dari mitra yang ada untuk stok yang masih tersisa di tempat lain.
Namun upaya itu ternyata tetap tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien di rumah sakit yang sekitar 500 orang setiap bulannya.
“Rumah sakit kemudian mencari solusi terbaik dan itu lewat subtitusi obat sejenis dengan Azetosal 80 mgr. Hal ini harus dilakukan sebab obat anti pletelet ini untuk pasien jantung mutlak diperlukan,” ungkap Nurliah Arsam, Kamis (20/6/2024).
Dalam upaya tersebut, kata dia, sempat dicari pengganti seperti golongan Cartilo, Aspilet, dan lainnya yang sayangnya golongan itu juga kosong.
Setelah melewati pembahasan, melalui Komite Farmasi Terapi merekomendasikan kepada manajemen rumah sakit untuk mengganti dengan obat yang stoknya tersedia seperti Inzana dan Bodrexin.
Walau demikian, rekomendasi tersebut tidak serta merta diterima jajaran direksi, mengingat mindset atau pola pikir banyak orang sudah menganggap obat tersebut untuk anak-anak.
Namun mengingat pentingnya obat tersebut bagi pasien jantung, akhirnya pilihan terakhir ada pada Inzana yang memiliki volume stok mencukupi.
“Semua ini sesuai komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan pasien, apapun risikonya, baik itu harga yang jauh lebih mahal atau juga risiko keluhan dari pasien akibat penggunaan obat yang mungkin dianggap obat untuk anak,” jelasnya.
Walau demikian, dirinya memastikan bahwa obat tersebut memiliki manfaat yang sama dengan obat Asetosal bagi penderita jantung.
Sementara untuk mengantisipasi kesalahpahaman akan obat subtitusi tersebut, pihak RS Kandou akan memberikan sosialisasi lewat pengumuman tertulis.
“Rekomendasi kemarin kita akan menempel informasi bahwa saat ini Asetosal belum tersedia, akan diganti dengan produk sejenis yang sama komposisi dan fungsinya,” tandasnya.
Adapun Asetosal (asam asetilsalisilat) merupakan obat yang digunakan untuk mencegah penggumpalan darah pada pasien akibat serangan jantung, angina yang tidak stabil, dan penurunan aliran darah pada otak.
(jenlywenur)