Manado – Kepala Perpustakaan STAIN Manado meminta kepada semua pihak yang ada di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Manado untuk melakukan perubahan menyeluruh terhadap perpustakaan. Diharapkan perbaikan mutu, pelayanan, dan ketersediaan koleksi buku yang ada di perpustakaan bisa membangun budaya membaca mahasiswa dan Dosen-Dosen serta Pegawai kata Nimros Bolotio, SE, ME. Karena terlihat selama ini, perpustakaan masih dianggap sekadar pelengkap dan atribut pendidikan, baik oleh mahasiswa maupun sebagian masyarakat yang ada. Hal ini disampaikan pada rapat koordinasi seluruh jajaran unit perpustakaan.
Perpustakaan masih dilihat sebagai penampungan orang-orang yang kariernya sudah mandek dan akan mencapai usia pensiun. Atas dasar itu, Kepala Perpustakaan berharap kepada pimpinan melakukan perubahan perpustakaan, baik dari segi fisik, pelayanan, maupun ketersediaan buku. Dengan demikian, keberadaannya bisa benar-benar bermanfaat baik mahasiswa maupun komunitas perguruan tinggi STAIN yang ada disekitar. “Kami ingin perpustakaan ke depan memiliki daya tarik bagi mahasiswa, bahkan bisa menjadi tempat pilihan untuk berakhir pekan. Harus diciptakan perpustakaan yang nyaman untuk menjadi ruang membaca. Maka yang paling mendesak untuk kami butuhkan adalah Otomasi Perpustakaan,” ungkapnya.
Dengan adanya perubahan tersebut, diharapkan paradigma perpustakaan sebagai unit pelengkap, berangsur-angsur bisa hilang. Karena itu, perpustakaan harus dikelolah oleh sumber daya manusia yang handal, yang memiliki visi-misi untuk mengembangkan eksistensi perpustakaan dan menciptakan budaya membaca di tingkat mahasiswa dan masyarakat di perguruan tinggi.
“Olehnya kedepan perlu merekrut pustakawan-pustakawan handal dan profesional, baik lewat penyediaan formasi PNS maupun pelatihan pustakawan, selain peningkatan sarana-prasarana. Perlu juga mendorong agar perpustakaan menjadi, roh dari perguruan tinggi. Karena itu, penyediaan buku yang lebih variatif menjadi salah satu solusi utama yang harus dilakukan saat ini oleh pengelolah bahan perpustakaan,” ujarnya (oke)
Manado – Kepala Perpustakaan STAIN Manado meminta kepada semua pihak yang ada di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Manado untuk melakukan perubahan menyeluruh terhadap perpustakaan. Diharapkan perbaikan mutu, pelayanan, dan ketersediaan koleksi buku yang ada di perpustakaan bisa membangun budaya membaca mahasiswa dan Dosen-Dosen serta Pegawai kata Nimros Bolotio, SE, ME. Karena terlihat selama ini, perpustakaan masih dianggap sekadar pelengkap dan atribut pendidikan, baik oleh mahasiswa maupun sebagian masyarakat yang ada. Hal ini disampaikan pada rapat koordinasi seluruh jajaran unit perpustakaan.
Perpustakaan masih dilihat sebagai penampungan orang-orang yang kariernya sudah mandek dan akan mencapai usia pensiun. Atas dasar itu, Kepala Perpustakaan berharap kepada pimpinan melakukan perubahan perpustakaan, baik dari segi fisik, pelayanan, maupun ketersediaan buku. Dengan demikian, keberadaannya bisa benar-benar bermanfaat baik mahasiswa maupun komunitas perguruan tinggi STAIN yang ada disekitar. “Kami ingin perpustakaan ke depan memiliki daya tarik bagi mahasiswa, bahkan bisa menjadi tempat pilihan untuk berakhir pekan. Harus diciptakan perpustakaan yang nyaman untuk menjadi ruang membaca. Maka yang paling mendesak untuk kami butuhkan adalah Otomasi Perpustakaan,” ungkapnya.
Dengan adanya perubahan tersebut, diharapkan paradigma perpustakaan sebagai unit pelengkap, berangsur-angsur bisa hilang. Karena itu, perpustakaan harus dikelolah oleh sumber daya manusia yang handal, yang memiliki visi-misi untuk mengembangkan eksistensi perpustakaan dan menciptakan budaya membaca di tingkat mahasiswa dan masyarakat di perguruan tinggi.
“Olehnya kedepan perlu merekrut pustakawan-pustakawan handal dan profesional, baik lewat penyediaan formasi PNS maupun pelatihan pustakawan, selain peningkatan sarana-prasarana. Perlu juga mendorong agar perpustakaan menjadi, roh dari perguruan tinggi. Karena itu, penyediaan buku yang lebih variatif menjadi salah satu solusi utama yang harus dilakukan saat ini oleh pengelolah bahan perpustakaan,” ujarnya (oke)