Bitung – Negeri Danowudu Kecamatan Ranowulu telah melewati tranformasi yang panjang. Baik dari segi pemerintahan, pembagunan, pertumbuhan ekonomi serta perkembangan nilai budaya, hal ini dikatakan Wakil Walikota, Max Lomban ketika memberikan sambutan dalam acara puncak 105 tahun Negeri Danowudu, Minggu (12/5) sore.
“Untuk itu Pemkot sepenuhnya menyadari bahwa Negeri Danowudu menjadi penentu dalam kemajuan dan perkembangan Kota Bitung,” kata Lomban.
Dia juga mengatakan, atas nama Pemkot dan warga Kota Bitung menyampikan selamat atas syukur yang diberikan Tuhan kepada Negeri Danowudu dan menghimbau agar budaya adat Danowudu perlu dibudayakan dan nantinya dijadikan warisan bagi anak cucu Negeri Danowudu.
Sementara itu, kegiatan puncak 105 tahun Negeri Danowudu ini juga disemarakan dengan berbagai acara adat. Seperti prosesi Tabur Beras Kunyit yang menandakan doa atas kemakmuran negeri dan pemerintah Negeri Danowudu dan tari kabasar.
“Siraman beras kunyit menjadi simbol pemimpin yang mampu mengayomi masyarakat agar masyarakat mampu berjuang menghadapi setiap tantangan kehidupannya dengan restu yang kuasa,” kata Pemangku adat Negeri Danowudu, Dolfie Rumajar.
Selain itu menurut Rumajar, ada juga acara bersulang lewat minum air kelapa yang menjadi simbol dalam kesuksesan undangan dan masyarakat Negeri Danowudu.
“Dalam acara juga dibacakan bagaimana sehingga warga Negeri Danowudu bisa beranak pinak di Kota Bitung semenjak tahun 1908,” katanya.
Acara puncak syukuran 105 tahun Nageri Danowudu ini juga dihadiri Anggota DPRD Propinsi Sulut, Paul Tirayoh, Wakil Ketua DPRD Kota Bitung, Maurits Mantiri, Kadis Pariwisata, Benny Lontoh dan Camat Ranowulu serta seluruh jajaran perangkat Kecamatan serta kelurahan Ranowulu.(enk)