Manado — Nasib para mahasiswa asal Sulawesi Utara (Sulut) yang sedang berada di Cina masih menggantung.
Pasalnya, para mahasiswa tersebut hanya bisa berdiam di dalam asrama dengan stok makanan yang semakin menipis, sementara situasi daerah sekitar makin meresahkan akibat penyebaran virus corona.
Upaya para mahasiswa Sulut ini untuk pulang ke Indonesia pun masih terhalangi oleh beberapa faktor, selain jarak ke bandara internasional yang membutuhkan waktu berjam-jam, transportasi umum pun hampir lumpuh total.
Kepada BeritaManado.com, salah satu mahasiswa Sulut, Syalom Pakasi mengatakan, di kota tempat tinggalnya saat ini yaitu Yancheng, Provinsi Jiangsu, transportasi yang bisa diandalkan tinggal kereta karena transportasi umum lainnya sudah tidak beroperasi.
Mahasiswa Jiangsu Vocational Collage of Medicine ini pun mengungkapkan, jarak dari kota Yancheng ke Bandara Internasional Nanjing sekitar 4-5 jam.
“Kenapa harus ke Nanjing, soalnya buat bandara domestik takutnya ditutup, jadi kami memilih penerbangan dari bandara internasional Nanjing,” ujar Syalom.
Keinginan untuk segera pulang ke kampung halaman demi keamanan dan keselamatan pun sepertinya belum mendapat kepastian.
Selain terhalang transportasi dan situasi yang tidak kondusif, Syalom bersama 8 temannya juga terhalang masalah penerbangan.
Dari 9 tiket pulang ke Indonesia yang telah dibeli masing-masing mahasiswa, tiba-tiba 4 diantaranya dibatalkan oleh pihak maskapai lewat pemberitahuan e-Mail dan saat ini belum ada pengembalian uang.
Sementara dari pihak KBRI yang sementara fokus ke Kota Wuhan, memberi saran untuk memilih tujuan transit negara lain.
“Ini juga yang jadi halangan kami. Dengan situasi begini memang bingung harus bagaimana, padahal rencana besok pagi kami berangkat ke Nanjing,” kata Syalom.
Syalom yang adalah Ketua Ranting Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok di kota Yancheng Jiangsu China dan Vice leader GenWi Tiongkok Team Sulut pun mengungkapkan, selain 9 orang termasuk dirinya, masih ada kurang lebih 50an mahasiswa lainnya yang ingin segera pulang ke Indonesia.
Para mahasiswa tersebut tersebar di 3 kota diantaranya Yancheng, Taizhou dan Wuxi.
“Sementara ini kami belum tahu harus bagaimana, masih memikirkan jalan keluarnya. Tapi besar harapan kami, bisa segera pulang ke Indonesia, ke Sulut,” kata Syalom.
(Srisurya)