MANADO – Deputi Bidang Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Aswatini, mengatakan, Indonesia masih mengirimkan tenaga kerja dengan kualitas rendah.
“Kalau pemerintah Indonesia dengan kualitas penduduk yang demikian rendah tidak bisa menyediakan kesempatan kerja, Indonesia akan menjadi pengirim tenaga kerja dengan kualitas rendah ke negara-negara tetangga,” katanya dalam keterangan pers usai pembukaan The 19th Biennial General Conference Assosiation of Asian Social Science Councils (AASSREC), di Hotel Aryaduta, Manado.
Bila melihat ke masa lalu, ujar Aswatini, pendidikan menjadi hal penting dan harus disiapkan dengan baik sehingga menciptakan kualitas tenaga kerja yang diekspor.
Menurutnya, bila pendidikan disiapkan baik maka potensi besar tenaga kerja dengan kualitas lebih baik bisa disiapkan, meskipun Indonesia berada dalam kondisi globaliasai dimana pasar kerja terbuka.
Dia menjelaskan sensus penduduk 2010 menyebut penduduk Indonesia mencapai 230 juta lebih.
Dalam kondisi kependudukan saat ini memunculkan penduduk usia produktif yang sangat besar, hanya saja, umur produktif yang besar ini akan menjadi bencana apabila usia produktif 15-50 tahun tidak memiliki kualitas baik.
“Umur-umur seperti ini akan menjadi beban karena mereka tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada,” ungkapnya.(don)
MANADO – Deputi Bidang Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Aswatini, mengatakan, Indonesia masih mengirimkan tenaga kerja dengan kualitas rendah.
“Kalau pemerintah Indonesia dengan kualitas penduduk yang demikian rendah tidak bisa menyediakan kesempatan kerja, Indonesia akan menjadi pengirim tenaga kerja dengan kualitas rendah ke negara-negara tetangga,” katanya dalam keterangan pers usai pembukaan The 19th Biennial General Conference Assosiation of Asian Social Science Councils (AASSREC), di Hotel Aryaduta, Manado.
Bila melihat ke masa lalu, ujar Aswatini, pendidikan menjadi hal penting dan harus disiapkan dengan baik sehingga menciptakan kualitas tenaga kerja yang diekspor.
Menurutnya, bila pendidikan disiapkan baik maka potensi besar tenaga kerja dengan kualitas lebih baik bisa disiapkan, meskipun Indonesia berada dalam kondisi globaliasai dimana pasar kerja terbuka.
Dia menjelaskan sensus penduduk 2010 menyebut penduduk Indonesia mencapai 230 juta lebih.
Dalam kondisi kependudukan saat ini memunculkan penduduk usia produktif yang sangat besar, hanya saja, umur produktif yang besar ini akan menjadi bencana apabila usia produktif 15-50 tahun tidak memiliki kualitas baik.
“Umur-umur seperti ini akan menjadi beban karena mereka tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada,” ungkapnya.(don)