Manado, BeritaManado.com – Ikatan Istri Karyawan dan Karyawati (IKAWATI) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Sulawesi Utara (Sulut) memiliki komitmen kuat untuk mendorong 80 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaannya agar masuk pasar digital.
Dalam Launching on Boarding UMKM Kanwil Sulawesi Utara yang dilaksanakan di Grand Kawanua International City (GKIC) Manado, Selasa (13/12/2022), Kepala BPN Kanwil Sulut Lutfi Zakaria mengatakan ada dua tantangan besar yang dihadapi UMKM, yaitu modal dan pasar.
Olehnya, IKAWATI BPN Kanwil Sulut berupaya memfasilitasi permodalan serta pemberdayaan UMKM untuk pemasaran lewat pasar digital.
“Untuk menyebarluaskan pemasaran, harus melalui media-media digital sehingga bisa tersebar tidak hanya lokal saja. IKAWATI, yang tugasnya di bidang sosial ekonomi dan pendidikan bekerjasama dengan Ladara, perusahaan marketplace khusus UMKM untuk mempromosikan hasil UMKM lewat platform media sosial,” ujar Lutfi Zakaria.
Ditambahkan Lutfi, kegiatan Launching on Boarding UMKM, para pengusaha ini diberi pelatihan khusus terkait manajemen usaha, pengelolaan keuangan dan kiat memanfaatkan teknologi informasi dan internet.
“Semoga dengan acara ini kami bisa menjadi bagian dalam membangun bangsa dengan memberdayakan masyarakat khususnya UMKM,” harap Lutfi.
Sementara itu, Ketua IKAWATI BPN Kanwil Sulut Dewi Lutfi Zakaria mengatakan, pada kegiatan on boarding yang berlangsung selama dua hari yakni, Selasa-Rabu (13-14/12/2022), diikuti oleh lebih dari 50 UMKM Binaan IKAWATI yang tersebar di 15 kabupaten dan kota se-Sulut.
“UMKM yang kita sasar seperti kuliner, fashion dan kerajinan. Sejauh ini paling banyak kuliner. Tujuan akhirnya, bagaimana mereka bisa menjual produk di marketplace Ladara,” jelas Dewi.
Ia melanjutkan, para UMKM binaan BPN Kanwil Sulut akan mengikuti pelatihan agar bisa naik kelas.
UMKM-UMKM yang dinilai sudah siap baik dari jenis produk, kemasan, kualitas produk, tanggal expired dan sebagainya, maka dapat lebih cepat dipasarkan lewat marketplace Ladara.
“Produk-produk dari UMKM ini, kami beli putus sehingga tidak merugikan pengusaha kecil ini. Dan produk mereka kami bantu jual,” tambah Dewi.
Secara terpisah, Umar Faruk perwakilan PT Ladara Dharma Bakti menjelaskan, Ladara adalah marketplace yang berkomitmen membangun sektor UMKM Indonesia.
Selain membuka pintu bagi pelaku UMKM, Ladara terlibat aktif dalam pelatihan, peningkatan kapasitas mitra binaan.
“Salah satu kelebihan kami yakni komisi penjualan yang hanya 3 persen. Kemudian, dalam setiap transaksi penjualan produk, pelaku UMKM langsung menerima dana, tidak singgah dulu di rekening penyedia jasa marketplace seperti pada umumnya,” jelas Umar.
Hadir dalam pelatihan ini, Konsultan UMKM Bank Indonesia Sulawesi Utara dan Ketua Harian Dekranasda Sulawesi Utara, Daniel Mewengkang.
Dikatakan Mewengkang, UMKM menjadi tiang penyangga utama ekonomi Indonesia, dan sudah dibuktikan ketika krisis moneter 1998 juga pandemi Covid-19.
“UMKM paling lekas bangkit. Namun, UMKM Indonesia butuh perubahan cepat mengikuti perkembangan zaman. Jangan diam di bisnis konvensional,” pesan Mewengkang mewakili Ketua Dekranasda Sulut, Rita Maya Dondokambey Tamuntuan.
Pengelola Unit UMKM Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sulawesi Utara, Harisiyanto membeber beberapa penyebab UMKM sulit naik kelas.
Pertama, soal mindset. Dimana Terjebak mental block bahwa sesama pelaku UMKM itu saingan.
“Padahal harusnya kolaborasi dan inovasi karena berjejaring dalam dunia usaha itu sangat penting,” kata Haris.
Kedua, pelaku UMKM tidak mau belajar teknologi.
Ketuga, sebagian lagi mengaku kesulitan mengakses pembiayaan lembaga keuangan.
“Setelah ditelusuri, hal itu lebih disebabkan ketidakmampuan pelaku UMKM mengelola usaha secara akuntabel. Ini persoalan klasik di Indonesia. Ketika ditanya berapa omzetnya, dia tidak bisa jawab. Pokoknya ada, jawabannya. Sementara bank itu melihat angkanya, perputaran bisnisnya bagaimana,” katanya.
Karena itu, kata Haris, sangat penting bagi UMKM mengelola usaha secara profesionalTermasuk melakukan pencatatan keuangan.
“Sebab itu yang dibutuhkan perbankan. UMKM harus berubah jika mau dibiayai KUR,” katanya.
Terkait itu, sebagai lembaga yang mengurusi stabilitas ekonomi, BI berkomitmen mendorong kualitas UMKM dan petani lewat program Wirausahawan Unggulan BI (WUBI) dan Petani Unggulan BI (PUBI).
(Finda Muhtar)