Manado – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Manado menyerukan pesan pastoral bagi umatKristen di Sulawesi Utara menjelang pesta demokrasi pemilukada serentak 9Desember 2015.
Pemilukada serentak yang saat ini bertepatan dengan masa perayaan minggu adventus dipandang oleh GMKI adalah sebuah ujian iman bagi umat Kristiani, sekaligus juga menjadi cobaan moril bagi pasangan calon dan pendukungnya.
Hal ini disampaikan KetuaBPC GMKI Manado, Erick G. Kawatu, SE yang menyerukan kepada seluruh masayarakat Sulawesi Utara terlebih khusus generasi muda untuk melakukan perang terhadap praktek-praktek kecurangan dalam pemilu, termasuk didalamnya politik transaksional.
“Segala bentuk penyimpangan dan kecurangan dalam pemilu kali ini, harus benar-benar dicermati dengan kaca mata iman, apalagi berkenaan dengan masa dimana umat Kristiani tengah memasuki minggu Adventus. Oleh karenanya bagi setiap oknum yang terlibat dalam proses tersebut, baik sebagai pemberi maupun penerima, secara tidak langsung telah melecehkan kekudusan dan makna spiritual di balik momentum masa adventus menjelang Natal Yesus Kristus ini,” ujar Kawatu.
Ia berharap kesadaran masyarakat melalui aksi partisipatif dalam upaya-upaya pemberantasan pelanggaran Pemilu harus dimaksimalkan sebagai sumbangsih nyata bagi pembangunan demokrasi di Indonesia ini.
Jika didapati ada kandidat yang melakukan money politics, maka Kawatu berharap penyelenggara Pemilu dapat menindak dengan tegas hingga bermuara pada penjatuhan sanksi, agar kemudian ada efek jera bagi para pelaku.
Sedangkan bagi masyarakat khususnya generasi muda, ia menghimbau untuk menjadi agen-agen pengawasan yang dapat menjadi pelopor generasi baru yang matang dan memiliki karakter integritas.
“Kaum muda harus mengawasi jalannya pilkada, dan mengevaluasi figur-figur mana yang memang layak untuk dipilih. Kalau terindikasi melakukan praktek kecurangan, generasi muda harus memberikan sanksi moril terhadap oknum-oknum tersebut agar dikemudian hari tidak lagi diberi ruang dalam arena politik, demi sebuah proses pendidikan politik yang baik bagi generasi yang akan datang,” pungkas Kawatu. (***)