
Manado – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara rencananya akan melakukan gerakan bersama pencegahan virus rabies yang sering dikenal tertular melalui air liur anjing lewat gigitannya, menjadi salah satu penyebab virus yang mematikan terjadi di daerah ini. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Provinsi Sulut Ir Siswa Rachmad Mokodongan Jumat (4/10) akhir pekan lalu.
“Kita akan memberikan suntikan anti rabies kepada hewan-hewan peliharaan dan akan berkoordinasikan dengan pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan gerakan bersama penyuntikan hewan-hewan itu, karena memang dari seluruh Provinsi, populasi Sulut paling banyak,” ujar Mokodongan.
Menurut dia, sesuai data dari Kementerian Kesehatan (Kementan) angka kematian korban karena rabies, terus menurun setiap tahunnya. Pada tahun 2011 ada 184 orang tewas karena rabies, sedangkan 2012 angka korban turun menjadi 137 dan pada tahun ini mencapai 34 korban.
Di Sulut sendiri menurut mantan Kadis Kehutanan Sulut ini, penyebab masih tingginya kasus gigitan dan kematian akibat rabies, karena rendahnya kesadaran masyarakat pemilik hewan peliharaan seperti anjing.
Sementara itu, data dari Dinas Kesehatan Propinsi menyebutkan, sampai tanggal 17 September 2013, jumlah kasus gigitan anjing telah terjadi pada 1.627 orang. Sedangkan 18 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Untuk tahun ini, kasus gigitan paling banyak terjadi di Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Kemudian untuk kasus kematian tertinggi di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), dimana pada tahun sebelumnya terjadi di Kota Manado. (Rizath Polii)