Pineleng – Uskup Keuskupan Agung Makasar mengatakan bahwa bangsa Indonesia saat ini termasuk di dalamnya umat Katolik sedang ‘memanen’ sikap intoleransi akibat mulai memudarnya fungsi keluarga sebagai sekolah pertama.
Hal itu dikatakan dalam khotbahnya saat memimpin Perayaan Ekaristi dalam rangka pembukaan Jambore SEKAMI Regio MAM ke-2 di Lotta Pineleng, Selasa (27/6/2017) kemarin.
Menurutnya sebagaimana informasi yang terpublikasi pada sebuah media cetak nasional, bahwa saat ini keluarga seperti bukan lagi menjadi tempat atau wadah bagi anak-anak untuk mengecap pendidikan yang pertama.
Beberapa faktor yang diuraikan dalam berita yang terbit awal bulan Juni 2017 tersebut menyebutkan, salah satu faktor penyebabnya yaitu adanya kecenderungan keluarga memiliki sedikit anak. Dengan demikian kesempatan untuk seorang anak belajar berbagi menjadi kurang.
Selanjutnya, adanya pembantu rumah tangga membuat kesempatan anak-anak untuk mengambil peran di tengah-tengah keluarga dalam urusan di rumah atau mengelola lingkungan juga lambat laun berangsur hilang. Ini akan membangun sikap anak menjadi tidak peduli di masa yang akan datang.
“Hal yang paling krusial yaitu ada begitu banyak perkawinan yang dilakukan tanpa persiapan yang matang dan mantap. Dengan demikian keluarga bersangkutan mengalami kesulitan dan dapat dikatakan tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi tantangan hidup. Anak-anak mereka tidak ada kesempatan untuk belajar membangun karakter pribadi yang baik,” katanya.
Ditambahkannya, adalah tugas bersama semua elemen yang ada untuk mengembalikan fungsi keluarga sebagai sekolah pertama. SEKAMI adalah salah satu upaya gereja untuk mempersiapkan generasi masa depan gereja dan bangsa menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kepedulian dan solidaritas yang tinggi bagi sesama. (frangkiwullur)