
Manado, BeritaManado.com — Wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) melanda hampir semua Wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), hal ini berdampak pada proses belajar mengajar yang harus dialihkan ke rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Manado, Meylan Rondonuwu SPd MAP mengatakan akibat dari Covid-19, para peserta didik dimintakan untuk belajar dirumah.
“Mau tidak mau suka tidak suka para peserta didik harus belajar dirumah, namun ini merupakan permasalahan yang timbul bagi orang tua karena sebagian orang tua merasa tidak mampu dan terbeban untuk menbantu memberikan pelajaran kepada anak-anaknya, karena ada orang tua yang latar belakang pendidikannya tidak sampai ke jenjang SMA dan mereka harus mengajarkan anak mereka yang sudah duduk di bangku SMA,” kata Meylan Rondonuwu Kepada BeritaManado.com, Selasa (14/4/2020).
Lebih lanjut, Meylan Rondonuwu menuturkan langkah-langkah yang diambil oleh tenaga pendidik yakni dengan memberikan pembelajaran daring atau secara online menggunakan jaringan internet.
“Pembelajaran secara online bisanya memakai berbagai aplikasi seperti zoom, join me, geogle class room, quipper school bahkan webex dan banyak lagi aplikasi yang sering menjadi alat penghubung proses pembelajaran,” ujar Meylan Rondonuwu.
Namun, Rondonuwu melanjutakan pembelajaran secara online juga sering terjadi banyak kendala, seperti saat tenaga pendidik memberikan pembelajaran muncul berbagai alasan dari para peserta didik seperti tidak semua mempunyai HP Android dan ada juga beberapa alasan yang mengatakan tidak mempunyai kuota internet.
“Memang permasalahan seperti tidak semua memiliki HP Android dan tidak mempunyai kouta internet sering didapatkan di kalangan pelajar, karena tidak semua orang tua siswa mampu untuk memenuhi kebutuhan anak dalam pembelian kuota apalagi dalam situasi seperti saat ini, yang untuk makan saja sudah sulit terpenuhi apalagi dengan membeli kuota untuk proses pembelajaran yang akan memakan banyak kuota,” tuturnya.
Walau memiliki keterbatasan dalam proses pembelajaran, lanjut Rondonuwu mengutarakan tenaga pendidik dan peserta didik tidak akan terhalangi karena tidak mempunyai HP Android atau tidak memiliki kuota internet, sebab pembelajaran juga bisa lewat luring atau luar jaringan.
“Saat ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim memberikan program pembelajaran salah satunya yakni dengan program belajar dari rumah yang ditayangkan di TVRI, jadwalnya Senin hingga Minggu semua siswa bisa belajar tanpa mengeluarkan kuota juga program dari RRI bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sulut yaitu Ibu pertiwi memanggil belajar dari RRI, bisa disaksikan di RRI dari pukul 11.00 Wita sampai pukul 12.00 Wita, ini merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak Kementerian bahkan tenaga pendidik agar materi bisa tersampaikan kepada para peserta didik,” jelasnya.
Dengan adanya upaya-upaya dari pemerintah, Rondonuwu berharap tidak ada lagi alasan bagi para peserta didik seperti tidak punya kuota dan lain sebagainya.
“Saya sebagai seorang guru sangat mensuport program dan imbauan dari pemerintah dalam mendukung upaya-upaya mencerdaskan karakter dan intelektual anak, dengan upaya menghimbau belajar dirumah aja,” tegasnya.
Rondonuwu juga mengimbau siswa siswi untuk tetap dirumah saja dan belajar, nanti sebagai tenaga pendidik akan mencari cara untuk dapat memberikan materi.
“Semoga wabah ini cepat berlalu dan kita bisa berkumpul di dunia yang nyata untuk menghasilkan generasi emas yang berkarakter,” tandasnya.
(Rei Rumlus)