Tomohon – Tiga unit rangka mesin tetas buatan Ronny Tanor, warga Kelurahan Sarongsong Kecamatan Tomohon Selatan sudah sekitar sebulan lebih dibiarkan berada di depan rumahnya. Kondisinya nyaris membusuk alias rusak karena sering diterpa hujan dan panas. Kabarnya, ketiga rangka mesin tersebut adalah pesanan dari Dinas Peternakan Kota Tomohon yang kini sudah terbengkalai.
Menurut Ivon Bororing (isteri Ronny Tanor), bahwa pada masa kepemimpinan Kepala Dinas Peternakan Kota Tomohon yang lama, suaminya menerima pesanan 10 unit mesin tetas. Kabarnya mesin tetas yang dipesan itu sebanyak 7 unit sudah diambil dengan harga per unit yaitu Rp 7 juta. Kini, sampai Dinas Peternakan Kota Tomohon dipimpin oleh pejabat yang baru, sisa pesanan belum juga dilunasi.
Karena terhimpit keterbatasan modal, pekerjaan tersebut terpaksa dihentikan. Untuk sementara, kerugian Roni diperkirakan diatas Rp. 6 juta, sudah termasuk biaya 2 tenaka kerja. Bisa dibayangkan, jika pekerjaan pembuatan ketiga unit mesin tetas itu dalam kondisi rampung, itu artinya Roni harus menanggung kerugian sebesar Rp 21 juta. Ronny pun yang dihubungi BeritaManado.com via telepon genggam tak tahu mau bicara apa.
“Sebagai seorang isteri, tentu saya harus tahu apa yang dilakukan dengan pekerjaan suami saya termasuk pembuatan mesin tetas itu. Kami sudah berupaya menghubungi pemesan melalui telepon genggam namun tidak pernah diangkat. Mengenai hal ini, kami akan berupaya untuk meminta pertanggung jawaban kepada pihak yang memesan pembuatan mesin tetas ini. Karena kami merasa sudah dirugikan,” ungkap Ivone. (Frangki Wullur)