MANADO – Beritamanado menyusuri kota Manado mulai pukul enam malam, masuk kawasan Megamas sampai Mantos, terlihat suasana ramai dan super sibuk masyarakat berbelanja kebutuhan tahun baru dan sebagian hanya “cuci mata”.
Selanjutnya sekitar jam delapan malam beritamanado melewati ruas jalan Samrat, terjadi kemacetan kendaraan luar biasa, para pedagang kaki lima (PKL) berjualan kembang api, petasan, bunga segar, terompet dan lainnya. Polisi berjaga-jaga disemua tempat, “sampai saat ini semua masih terkendali, kami bertekat menjaga dan mengamankan malam pisah tahun,” ujar seorang polisi yang berjaga di pertigaan Sri Solo.
Sekitar jam sepuluh hujan mulai turun dan semakin besar, warga mulai gelisah, “kalau hujan tidak berhenti sampai jam 12 berarti kami pisah tahun dirumah saja,” ujar Nico Wenas, warga Pakowa yang membawa sekantong kembang api didepan minimarket Orlane.
Warga gembira ketika setengah jam menjelang pisah tahun hujan berhenti, tampak lagit mulai cerah kembali, warga tidak tahun untuk meluncurkan kembang api. Langit Manado terlihat sangat terang, kembang api mulai menghiasi langit dan puncaknya jam duabelas malam, suara gemuruh petasan dan ribuan bahkan jutaan kembang api menghiasi langit kota Manado.
Tahun baru 2010 telah tiba, warga menyambut dengan sukacita dan ucapan syukur, “semoga tahun 2010 akan lebih baik dari sebelumnya,” tutur Jofana Pesik. Gebyar tahun baru benar-benar tarasa, kembang api semakin memeriahkan suasana, “dua tahun terakhir pesta kembang api semakin meriah,” ujar Rio Tumiwa, warga Karombasan.
Pesta kembang api hingga pukul dua subuh, sesekali dibeberapa tempat masih banyak kembang api meluncur, “kami sengaja pasang sekarang supaya menarik perhatian,” kata Ko Hein di Megamas dekat jembatan.
Pukul tiga subuh beritamanado bergegas pulang, ada pesta disko dan pertunjukkan musik dibeberapa tempat yang dilewati seperti, Komo, Dendengan dan Kampung Ternate. Warga tumpah ruah memenuhi lokasi acara, tampak jalan dipenuhi banyak kertas sisa petasan dan kembang api. “Sudah tradisi setiap pisah tahun kami berpesta sampai subuh,” ujar seorang warga Kampung Ternate. (JRY)