Yogyakarta, BeritaManado.com – Acara “Malam Basudara” dan Pagelaran Budaya Sulawesi Utara di Integrity Hall, Hartono Mall, Yogyakarta, sukses dilaksanakan pada Sabtu, 17 Februari 2018 malam.
Ketua Panitia Pelaksana Lesza Leonardo Lombok SH, LL.M mengatakan bahwa, acara ini terselenggara atas kolaborasi berbagai organisasi warga Sulawesi Utara di Yogyakarta yaitu Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Sulawesi Utara (KMPS), Himpunan Pemuda dan Mahasiswa Kawanua (HPMK), Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indonesia Bolaang Mongondow (KPMIBM), Persaudaraan Mahasiswa Talaud (PerMaTa), Mina’esa Tou Indonesia (MTI) Cabang Yogyakarta, Lansia Kawanua, Ikatan Keluarga Kawanua (IKK), dan Ikatan Keluarga Nusa Utara (IKaNusTar).
Acara menampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya Sulawesi Utara seperti Tari Kabasaran dan Tari Lenso dari Minahasa, Tari Kabela dari Bolaang Mongondow, Tari Tetengkoren sebagai Tari Kreasi Baru Minahasa, Tari Ampa Wayer dari Nusa Utara, serta Tari Polines sebagai akulturasi budaya Eropa dan Sulawesi Utara.
“Dalam acara ini juga ada tampilan pidato perjuangan rakyat Sulawesi Utara dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang dibawakan oleh Letkol TNI (Purn) Harry Kapojos SH, dalam rangka memperingati Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946,” jelas Lesza Lombok.
Selain itu, kerukunan beragama warga Sulawesi Utara juga ditonjolkan dalam acara ini, yang diwujudkan dalam bentuk Doa Bersama Lintas Agama yang dibawakan oleh putra – putri terbaik asal Sulut di Yogyakarta yakni Ketua Lembaga Antar Iman (INTERFIDEI) Yogyakarta Pdt. Dr. Elga Sarapung, MTh, Pastor dari Skolastikat Kongregasi Imam – Imam Hati Kudus Yesus Yogyakarta Romo Stephanus Sigit Pranoto SCJ, dan dosen Institut Ilmu Al’Quran Bantul Ustad H. Arif Nuh Safri, M.Hum.
Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 500 warga Sulawesi Utara yang tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya ini menyedot perhatian berbagai wisatawan lokal dan mancanegara yang sedang berkunjung ke Hartono Mall Yogyakarta, ber-“selfie” ria dengan anggota tim tari yang berpakaian adat Sulut, terutama Tim Kabasaran dari Sanggar “Bapontar” Jakarta yang menampilkan Tonaas Jussac Rumambi sang penerima penghargaan Busana Daerah Terbaik dari Presiden Joko Widodo di Upacara Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2017 di Istana Negara yang lalu.
Pada acara tersebut, hadir juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Kerukunan Keluarga Kawanua, Angelica Tengker, yang memberikan sambutan mewakili para tamu, dan juga berperan dalam mengirimkan Tim Kabasaran tersebut di atas untuk mendukung terselenggaranya acara ini.
Lenny Johannes selaku Ketua Umum Panitia Penyelenggara dalam sambutannya mengatakan, bahwa kegiatan lewat kolaborasi organisasi – organisasi warga Sulut ini baru pertama kalinya diadakan di Yogyakarta dengan bingkai Sulawesi Utara.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menjadi katalisator diadakannya kegiatan – kegiatan serupa di daerah – daerah perantauan, terutama yang berkaitan dengan seni dan budaya Sulawesi Utara, agar Sulut terus dikenal hingga ke mancanegara, sehingga berdampak positif bagi industri pariwisata dan kebudayaan di Sulawesi Utara,” terang Angelica Tengker.
Angelica Tengker berharap agar Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dapat memberikan perhatian yang lebih kepada warganya yang berada di perantauan, terutama dalam pengadaan properti – properti seni dan budaya serta pakaian – pakaian adat, karena warga Sulut di perantauan sejatinya adalah duta – duta wisata terdepan dalam mempromosikan seni dan budaya Sulut meskipun dengan berbagai keterbatasan sumber daya dana.
(JerryPalohoon)