
Langowan, BeritaManado.com — Habemus Papam adalah kalimat yang selalu dinanti umat Katolik dunia dalam proses pemilihan Paus yang baru.
Kalimat tersebut akan diucapkan Kardinal senior dari balkon Vatikan beberapa saat setelah asap putih keluar dari cerobong Kapel Sistin.
Namun selama asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistine masih hitam, berarti umat Katolik dunia harus menanti dalam waktu yang tidak bisa diprediksi.
Hal itu terkait sejauh mana dinamika pemilihan Paus itu sendiri, ada yang hanya beberapa hari, namun ada juga yang lebih lama.
Sebagaimana diketahui, pemilihan Paus ke 267 itu akan berproses melalui sebuah pertemuan dengan sifat sangat rahasia yang dikenal dengan istilah Konklaf.
Informasi yang diperoleh BeritaManado.com dari berbagai sumber, bahwa Konklaf itu sendiri akan melibatkan sekitar 120 Kardinal dari seluruh dunia dengan batasan usia 80 tahun kebawah.
Kapel Sistin yang akan menjadi tempat berlangsungnya Konklaf kini dikabarkan sudah ditutup untuk umum.
Hal ini dilakukan pihak Vatikan untuk menjaga kerahasiaan proses berlangsungnya Konklaf.
Dua per tiga dari jumlah Kardinal peserta Konklaf akan menentukan keterpilihan seorang Paus baru.
Pola ini akan terus bergulir jika dalam prosesnya belum menghasilkan dua per tiga jumlah suara dari para Kardinal terhadap seorang Kardinal calon pengganti Paus Fransiskus.
Terkait hal tersebut, salah satu tokoh umat Katolik Paroki St. Petrus Langowan Adri Wurangian, bahwa sebagai seorang awam, dirinya hanya bisa menanti.
“Saya hanya bisa menunggu seruan “Habemus Papam” dari Balkon Vatikan untuk mengumumkan siapa Paus baru yang terpilih. Saya hanya bisa mendukung dengan doa, agar Konklaf dapat berlangsung dengan baik dan lancar,” ungkapnya.
(Frangki Wullur)