MANADO – Ini tentu menjadi perhatian serius kalangan jurnalis agar lebih berhati-hati melansir foto maupun pemberitaan yang terkesan memprovokasi Suku, Agama dan Golongan (SARA), serta berita lainnya yang sensitif. Bahkan, memicu sentimen di kelompok masyarakat tertentu.
Contoh terakhir, foto Paus dan Imam yang berciuman, dan dilansir salah satu media cetak ternama di Sulut lengkap dengan pemberitaannya, menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. ”Pemberitaan ini dinilai melukai perasaan umat Katolik, dan melukai perasaan umat, sehingga ada kelompok yang secara arif meminta agar media itu meminta maaf ke masyarakat, ”ujar Taufik Tumbelaka, Pengamat Sosial Kemasyarakatan.
Kabarnya siang ini, Senin (21/11), akan ada demo ke media ternama itu, dengan tuntutan agar media itu meminta maaf kepada publik, karena telah secara sadar memberitakan sesuatu berita yang dinilai melukai perasaan umat Katolik, bahkan umat Kristen secara keseluruhan.
Sementara itu, Pdt Lucky Rumopa STh, menyatakan, pemuatan berita serta foto Paus dan Imam yang berciuman sudah sangat keterlaluan. ”Khan pers mempunyai kewajiban secara moral untuk meneliti berita mana yang layak, dan tidak layak untuk dimuat. Kita semua termasuk pers bertanggungjawab membangun satu peradaban yang lebih baik, bukan terlibat merusak tatanan nilai, dan etika di masyarakat, ”ujar Rumopa, Senin (21/11).
Pendeta Lucky juga membenarkan, siang ini akan demo, dengan titik kumpul di Manado Town Sguare (Mantos), dengan tujuan aksi memprotes pemberitaan tersebut.(del)
MANADO – Ini tentu menjadi perhatian serius kalangan jurnalis agar lebih berhati-hati melansir foto maupun pemberitaan yang terkesan memprovokasi Suku, Agama dan Golongan (SARA), serta berita lainnya yang sensitif. Bahkan, memicu sentimen di kelompok masyarakat tertentu.
Contoh terakhir, foto Paus dan Imam yang berciuman, dan dilansir salah satu media cetak ternama di Sulut lengkap dengan pemberitaannya, menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. ”Pemberitaan ini dinilai melukai perasaan umat Katolik, dan melukai perasaan umat, sehingga ada kelompok yang secara arif meminta agar media itu meminta maaf ke masyarakat, ”ujar Taufik Tumbelaka, Pengamat Sosial Kemasyarakatan.
Kabarnya siang ini, Senin (21/11), akan ada demo ke media ternama itu, dengan tuntutan agar media itu meminta maaf kepada publik, karena telah secara sadar memberitakan sesuatu berita yang dinilai melukai perasaan umat Katolik, bahkan umat Kristen secara keseluruhan.
Sementara itu, Pdt Lucky Rumopa STh, menyatakan, pemuatan berita serta foto Paus dan Imam yang berciuman sudah sangat keterlaluan. ”Khan pers mempunyai kewajiban secara moral untuk meneliti berita mana yang layak, dan tidak layak untuk dimuat. Kita semua termasuk pers bertanggungjawab membangun satu peradaban yang lebih baik, bukan terlibat merusak tatanan nilai, dan etika di masyarakat, ”ujar Rumopa, Senin (21/11).
Pendeta Lucky juga membenarkan, siang ini akan demo, dengan titik kumpul di Manado Town Sguare (Mantos), dengan tujuan aksi memprotes pemberitaan tersebut.(del)