Manado, BeritaManado.com – Dalam rangka menunjang pelaksanaan Tugas Operasi Pengamanan Perbatasan RI-RDTL (Timur Leste) di wilayah Nusa Tenggara Timur (Atambua) yang akan dilaksanakan Batalyon Infanteri Raider 712/Wiratama dalam waktu dekat ini, maka mulai hari ini Kamis (26/1/2017), Batalyon Infanteri Raider 712/Wiaratama akan melaksanakan kegiatan latihan pratugas 1 dan 2 sampai dengan selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan latihan pratugas 1 dan 2 tersebut dibuka oleh Kasdam XIII/Merdeka Brigjen TNI Santos Matondang selaku Inspektur Upacara sekaligus membacakan amanat Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito SE MM yang mengatakan bahwa wilayah perbatasan Indonesia–Timor Leste adalah daerah yang relatif sangat rawan karena masih menyisakan konflik akibat pemaksaan pemisahan kewarganegaraan dari masyarakat di Pulau Timor yang kebanyakan masih kerabat dekat namun harus berbeda kewarganegaraan.
Kondisi geografis yang juga meliputi Samudera Hindia di sebelah Selatan sangat berpotensi munculnya berbagai kerawanan misalnya penyelundupan, kejahatan lintas negara dan dukungan terhadap berbagai aksi untuk mengganggu dan menciptakan instabilitas keamanan.
Oleh karena itu, Satgas Yonif Raider 712/Wiratama yang disiapkan untuk melaksanakan tugas operasi pengamanan perbatasan darat RI-RDTL perlu diberikan materi tentang hukum, teritorial, intelijen, dan komunikasi elektronika yang dikaitkan dengan situasi terakhir daerah penugasan.
Di samping itu Latihan Pratugas ini juga dititikberatkan pada peningkatan dan pemeliharaan kemampuan dan keterampilan teknik dan taktik bertempur, pelatihan kemampuan Kodal pimpinan satuan dan kerjasama dalam menciptakan kinerja satuan yang efektif dan efisien di lapangan.
Berbagai materi yang akan diterima adalah bekal berharga bagi setiap prajurit untuk meningkatkan kemampuan diri sehingga di daerah penugasan nantinya satuan ini mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dan terhindar dari berbagai kesulitan maupun kesalahan prosedur.
Mengingat pentingnya latihan ini, para peserta pun diwajibkan disiplin dan loyalitas serta memiliki semangat juang yang tinggi.
“Ingat, lebih baik mandi keringat dalam latihan dari pada mandi darah di daerah penugasan. Kepada para penyelenggara dan tim pelatih laksanakan latihan ini dengan sungguh-sungguh dan tepat sasaran, kendalikan seluruh aspek latihan agar sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan serta ikuti prinsip-prinsip latihan dan lakukan evaluasi serta perbaikan yang diperlukan. Ambil tindakan tegas bila terdapat prajurit yang tidak mengikuti latihan dengan benar dan adakan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan pihak-pihak terkait untuk kelancaran penyelenggaraan latihan, serta perhatikan faktor keamanan, baik personel maupun materil,” tegas Mayjen TNI Ganip Warsito. (***/srisurya)