Manado – Ancaman kelaparan melanda masyarakat Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, kondisi itu akibat pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Negara Filipina tersebut sampai saat ini belum dilayari armada kapal perintis yang membawa bahan makanan atau sembako sejak 26 Desember 2015.
Hal itu disampaikan Camat di Pulau Miangas, Steven Edwin Maarisit via handphone kepada wartawan.
Sampai saat ini belum dilayari armada kapal perintis yang membawa bahan makanan atau sembako sejak 26 Desember 2015 yang lalu untuk menyuplai bahan makanan. Sementara stok bahan makanan sudah habis, ujar Maarisit.
Menurut dia stok bahan makanan berupa sembako warga sudah habis dan tinggal bertahan hidup memakan hasil kebun warga berupa umbi-umbian dan stok bahan pangan mereka tinggal minggu ini akan habis karena hanya KN Sabuk Nusantara yang membawa sembako ke Miangas pada 26 Desember 2015 lalu dengan stok yang sedikit.
Setelah itu tidak ada lagi pelayaran armada perintis masuk ke sana untuk membawa sembako. Miangas terisolir akibat kondisi itu, mengakibatkan ketiadaan suplai bahan makanan.
“Tinggal ubi talas yang namanya disini laluja dan tinggal minggu ini stok bahan pangan milik warga akan habis,” kata Maarisit.
Seperti diketahui, Miangas termasuk salah satu pulau terpencil di Sulut dan berbatasan dengan negara tetangga Philipina
Dibanding daerah induknya Talaud, jarak pulau ini lebih dekat dengan Pilipina hanya sekitar 4 jam menggunakan transportasi laut, Sementara ke Melonguane ibukota Kabupaten Talaud membutuhkan waktu 6 jam perjalanan laut.
Miangas sendiri dihuni 255 Kepala Keluarga atau 764 jiwa.(rizath polii)