MULAI dari suku, agama, ras bahkan karier serta kehidupan pribadi capres dan cawapres yang sifatnya negatif. Diobral disejumlah situs sosial, melalui foto, video dan lain sebagainya.
Hal yang dikategorikan black campaign atau kampanye hitam itu. Terkadang tidak sesuai fakta, yang intinya hanya untuk menyerang lawan politiknya.
Bagi Maria Kalengkongan, wanita cantik kelahiran Manado 19 Maret 1996 mengakui cara dengan black campaign hanya menciptakan perdebatan, selisih paham yang memicu perpecahan.
Ada yang bilang tahu sejarah, ada yang bilang mereka tidak tahu sejarah. Ada berwibawa ada yang katakan tak berwibawa.
Ditambahkan mahasiswi di Universitas Klabat ini, masyarakat di Sulawesi Utara jangan terpancing dengan black campaign dari tim sukses nasional maupun di daerah.
“Saya yakin, masyarakat Sulut saat ini sudah pandai menentukan pilihan. Masyarakat tidak terpengaruh dengan black campaign, jika sudah menentukan pilihan calon presiden dan wapresnya,” ujar penyuka warna merah muda ini.
Ketika melihat, mendengar atau terlibat argumen soal black campaign. Menurut Ia sapaan akrabnya bahwa warga Sulut cukup memberikan tanggapan yang positifnya saja, jangan terperangkap di argumen negatif.
“Baiknya, yang dibicarakan hal positifnya capres dan cawapres, sehingga siapa calonnya yang bisa dinilai paling positif untuk menjadi presiden,” kata pemilik hobby menari ini.
Kedua capres dan cawapres figur yang teruji sebagai pemimpin. Siapapun yang terpilih, tetaplah jadi presiden semua rakyat Indonesia.
“So, jangan saling katakan tidak baik, siapa tau yang anda katakan itu, terpilih menjadi presiden anda sendiri. Jagalah selalu martabat bangsa kita sendiri. Bangsa cerdas miliki rakyat cerdas,” tandas Runner Up Keke Minut 2013 itu. (robintanauma)