Puisi
Karya: Altje Wantania
Selamat malam Sobat.
Desember kini datang lagi,
orang-orangpun
asyik berbasi-basi
mengatasnamakan kasih.
Kini,
pesta-pesta digelar setiap hari,hampir sepanjang hari.
Di atas nampan emas,
cinta dan kasih
imitasipun disajikan untuk setiap lidah yang lapar.
Ya,Desember datang lagi.
Orang-orangpun ramai
berandai-andai
menjadi pembawa damai.
Untuk sementara cacimaki disimpan dulu,
untuk sementara,
sumpah serapah dipendam dulu,
pasang senyum semanis mungkin,
pasang wajah seramah
mungkin,
damai di bumi
damai di bumi.
Yaaah, Desember datang lagi,
tuhan lahir lagi
tuhan datang lagi
orang-orangpun ramai-ramai membawa komisi
buat tuhannya.
Persepuluhan yang bukan sepersepuluh dari hasil korupsi
sudah mampu melahirkan dewa-dewa.
Yah !
Desember datang lagi,
atas nama kasih,
segenap indera dilumpuhkan sejenak,
agar kepalsuan tak nampak,tak terdengar dan tak terasa !
Damai di bumi
damai di bumi
jabat tanganku,
peluk aku
cium aku !
Jauh di sana,
Tuhan menangis
Puisi
Karya: Altje Wantania
Selamat malam Sobat.
Desember kini datang lagi,
orang-orangpun
asyik berbasi-basi
mengatasnamakan kasih.
Kini,
pesta-pesta digelar setiap hari,hampir sepanjang hari.
Di atas nampan emas,
cinta dan kasih
imitasipun disajikan untuk setiap lidah yang lapar.
Ya,Desember datang lagi.
Orang-orangpun ramai
berandai-andai
menjadi pembawa damai.
Untuk sementara cacimaki disimpan dulu,
untuk sementara,
sumpah serapah dipendam dulu,
pasang senyum semanis mungkin,
pasang wajah seramah
mungkin,
damai di bumi
damai di bumi.
Yaaah, Desember datang lagi,
tuhan lahir lagi
tuhan datang lagi
orang-orangpun ramai-ramai membawa komisi
buat tuhannya.
Persepuluhan yang bukan sepersepuluh dari hasil korupsi
sudah mampu melahirkan dewa-dewa.
Yah !
Desember datang lagi,
atas nama kasih,
segenap indera dilumpuhkan sejenak,
agar kepalsuan tak nampak,tak terdengar dan tak terasa !
Damai di bumi
damai di bumi
jabat tanganku,
peluk aku
cium aku !
Jauh di sana,
Tuhan menangis