Manado – Pelaksanaan Pemilihan Pelayan Khusus (Pelsus) se-GMIM berlangsung dengan sukses, meski terjadi riak-riak kecil dalam proses pemilihan pada pekan lalu.
Bagaimana tanggapan mantan Ketua Pemuda Sinode GMIM, Ir Marhany Pua soal pemilihan pelsus kali ini? Menurutnya, pemilihan pelsus harus bebas dari intervensi politik. “Biarkan roh Tuhan yang bekerja bagi kita semua, sehingga yang terpilih benar-benar berasal dari Tuhan. Ini saya sampaikan jelang pemilihan pelsus aras BIPRA ditingkat wilayah hingga sinode yang sebentar lagi dilaksanakan,” tukas mantan Direktur Politeknik Negeri Manado ini.
Dijelaska lagi, suksesi BIPRA diharapkan calon pemimpin nanti tidak bermotivasi lain, selain untuk melayani. “Jika seorang calon pemimpin punya motivasi tertentu misalnya politik, itu akan terlihat dalam buah-buah pelayanan. Karena pelsus bukan alat politik. Sebab, motivasi terpenting adalah hati kita terpanggil untuk melayani,” imbuhnya.
Soal nantinya seorang pelsus dipakai diranah politik itu persoalan lain. “Tuhan bilang siapa yang bekerja di ladangnya jerih payahnya tidak akan sia-sia. Sekali lagi, jika kita punya motivasi lain akan berdampak pada pelayanan buruk pada pelayanan. Nah, sekarang lah saatnya memperbaiki pelayanan yang sungguh untuk Tuhan,” kunci Marhany.
Sementara itu, Christian W, salah satu pelsus yang terpilih mengaku dirinya beberapa hari ini pasca terpilih sempat dihubungi sejumlah caleg. “Ya, saya juga heran, mereka tahu dari mana nomor handphone saya tiba-tiba menelpon sambil mengaku caleg,” ujar ketua pemuda salah satu jemaat di Bitung. (Agust Hari)