MANADO – Konsep water front city yang didengung-dengungkan sejak beberapa puluh tahun silam seakan hanya lips service penguasa. Konsep kota dengan kiblat menghadap ke laut dan sungai, sirnah sudah, ketika reklamasi pantai sepanjang Boulevard menjadikan pantai hanya bagian belakang kota.
“Konsep laut dan sungai bagian dari pekarangan sangat cocok untuk Kota Manado, namun sayang pembangunan kota tidak berorientasi pada keindahan,” papar anggota Komisi II Deprov Sulut, Teddy Kumaat.
Lanjut mantan Wakil Walikota Manado ini, kurangnya kesadaran masyarakat termasuk yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk mengubah posisi letak rumah, menyulitkan pemerintah meralisasikan proyek besar ini.
“Sudah harus dibiasakan posisi rumah harus menghadap sungai, menanam pohon, sekaligus menjadi pekarangannya,” tuturnya lagi.
Kumaat masih optimis konsep water front city akan menjadi bagian program pengembangan pariwisata oleh Pemerintah Kota Manado. (JRY)
MANADO – Konsep water front city yang didengung-dengungkan sejak beberapa puluh tahun silam seakan hanya lips service penguasa. Konsep kota dengan kiblat menghadap ke laut dan sungai, sirnah sudah, ketika reklamasi pantai sepanjang Boulevard menjadikan pantai hanya bagian belakang kota.
“Konsep laut dan sungai bagian dari pekarangan sangat cocok untuk Kota Manado, namun sayang pembangunan kota tidak berorientasi pada keindahan,” papar anggota Komisi II Deprov Sulut, Teddy Kumaat.
Lanjut mantan Wakil Walikota Manado ini, kurangnya kesadaran masyarakat termasuk yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk mengubah posisi letak rumah, menyulitkan pemerintah meralisasikan proyek besar ini.
“Sudah harus dibiasakan posisi rumah harus menghadap sungai, menanam pohon, sekaligus menjadi pekarangannya,” tuturnya lagi.
Kumaat masih optimis konsep water front city akan menjadi bagian program pengembangan pariwisata oleh Pemerintah Kota Manado. (JRY)