Manado, BeritaManado.com — Banjir dan longsor menjadi langganan di Kota Manado.
Kondisi tersebut bukan hal baru, karena selalu terjadi hampir setiap tahun.
Antropolog Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fispol) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Drs Mahyudin Damis MHum, menyayangkan hal ini.
Menurut Mahyudin Damis, pemerintah telah lalai melihat letak geografis dan kondisi alam.
Alhasil kata dia, pemukiman semakin padat di area-area rawan.
“Mestinya ada konsep jelas dalam tata ruang wilayah. Bencana ini kode keras bagi kita semua,” kata Mahyudin kepada BeritaManado.com, Senin (18/1/2021).
Seharusnya kata dia, sedari awal Pemkot Manado membuat kebijakan melarang pembangunan pemukiman di daerah berbahaya seperti di atas tebing dan bantaran sungai.
“Tapi sudah terlanjur dan sekarang itu malah menjadi masalah baru,” bebernya.
Ia berharap bencana awal 2021 di Manado menjadi yang terakhir, sekaligus pengalaman penting bagi eksekutif membuat program nanti.
“Harus ada solusi. Kasihan jika ada korban terus,” tandasnya.
(Alfrits Semen)