Manado – Terobosan demi terobosan yang terus dilakukan Pemerintah Kota Manado seputar penanganan dan penanggulangan pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor 15 Januari lalu, akhirnya berbuah manis dengan ditunjuk dan ditetapkannya Kota Manado sebagai daerah percontohan alias Pilot Project dari program proyek penanganan resiko bencana yang dilakukan pihak Asean Development Bank (ADB).
Saat menghadiri dan membuka pelatihan dan diskusi penanggulangan bencana tersebut, Walikota Manado Dr GS Vicky Lumentut menyatakan bila tak bisa dipungkiri Kota Manado memang daerah yang rawan bencana, sehingga sangat bermanfaat dan menguntungkan adanya program bantuan kemanusiaan dari pihak ADB. Namun dari semuanya itu, kita harus tetap berharap dan berdoa. Agar musibah alam berupa banjir bandang dan tanah longsor seperti lalu.
“Semoga tidak terjadi lagi di Kota Model Ekowisata Manado ini, sehingga warga masyarakat bisa hidup tenang dan damai. Pelatihan penanganan resiko bencana seperti ini, sangatlah baik. Itu guna mencegah dan minimalisir korban jiwa, maupun kerugian harta benda,” ujar Lumentut.
Dijelaskan Lumentut, pihaknya sangat bersyukur dan berterima-kasih dengan dipercayakannya Kota Manado bersama Kota Padang sebagai perwakilan di Indonesia yang mendapatkan proyek penanganan resiko bencana dari ADB. Semoga pelatihan dan diskusi ini, bisa diikuti dan dijalankan sebaik mungkin oleh pihak-pihak terkait guna aksi kemanusiaan tersebut.
“Pemerintah kota dan warga Manado patut bersyukur, karna hanya Manado dan Padang yang mendapat bantuan proyek ADB seputar penanganan resiko bencana ini,” ujar Vicky Lumentut.
Sementara itu, Koordinator proyek ADB di Indoensia, Mr Peter Clark menjelaskan, Pengendalian dampak untuk menanggulangi bencana di Manado. Seperti diketahui sudah dilakukan saat bencana 15 Januari lalu, dan semua bencana memang perlu pembiayaan dana, apakah dari Pemerintah pusat dan daerah bisa mengatasi atau membiayai pasca bencana tersebut.
Untuk itu, kami butuh berbagi informasi seputar bencana di Manado. Dan lewat dialog ini, kiranya bisa terjadi kesepakatan untuk bisa mencegah maupun membantu warga korban bencana nantinya.
“Kami datang ke Manado, untuk melakukan pelatihan dan bantuan soal penanganan resiko bencana. Semoga ini bisa meringankan maupun mencegah dampak resiko bencana itu nantinya,” ungkap Mr Clark dengan dialek English yang cukup kental.
Hadir juga dalam diskusi dan pelatihan penanganan resiko bencana proyek ADB yakni Sekot Ir Harfey Sendoh, Asisten 3 Dra Henny Giroth dan sejumlah kepala SKPD di jajaran Pemkot Manado. (medco/timredaksi)