
Manado, BeritaManado.com – Wakil Ketua Lembaga Pengawasan dan Pengawalan Penegakan Hukum Indonesia (LP3HI), Kurniawan Adi Nugroho melaporkan dugaan bocornya hasil penyelidikan KPK ke Polisi.
Dilansir dari Suara.com jaringan BeritaManado.com, LP3HI melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya, Selasa (11/4/2023) lalu. Laporan diterima dan teregistrasi dengan Nomor: LP/1951/IV/2023/SPKT/Polda Metro Jaya.
“Laporan ini terkait dengan bocornya hasil penyelidikan KPK atas tindak pidana korupsi dalam bidang pertambangan di Kementerian ESDM, yang ditemukan pada saat penggeledahan di kantor ESDM,” kata Kurniawan.
Sosok terlapor dalam kasus ini, kata Kurniawan, masih dalam penyelidikan. Meskipun dugaan awal pelakunya ialah Ketua KPK, Firli Bahuri.
“Dari pihak kepolisian akan menentukan siapa saja yang terlapornya. Tetapi memang dugaan awal saya sampaikan berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat itu adalah Pak Firli,” ungkapnya.
Dalam perkara ini LP3HI mempersangkakan terduga pelaku dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2014 tentang Keterbukaan Informasi Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 dan atau Pasal 112 KUHP.
Kurniawan mengungkap alasannya melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya karena locus delicti atau tempat kejadian perkara berada di Jakarta. Selain itu ia juga menilai penanganan perkara ini akan lebih optimal mengingat Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto merupakan mantan Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK.
“Sehingga dia sangat paham dokumen mana yang termasuk dokumen rahasia dan mana yang konsumsi publik,” imbuhnya.
Tidak hanya LP3HI, Polda Metro Jaya menyatakan menerima 16 laporan terkait kasus dugaan kebocoran dokumen penyelidikan KPK menyangkut perkara korupsi perizinan tambang di Kementerian ESDM.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto meyakini adanya peristiwa pidana di balik kebocoran dokumen penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dugaan itu terkait perkara korupsi perizinan tambang di Kementerian ESDM.
Karyoto bahkan mengaku sangat mengetahui persis bagaimana perkara tersebut. Hal itu karena sebelumnya ia menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK.
“Saya tahu persis perkara itu, jadi saya yakin. Walaupun pelan, tapi gak papa,” kata Karyoto di Polda Metro Jaya Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Menurut dia, peningkatan status perkara kebocoran dokumen KPK dari tahap penyelidikan ke penyidikan, diputuskan berdasar hasil klarifikasi terhadap beberapa saksi. Ia menyebut dari serangkaian klarifikasi yang dilakukan terhadap saksi-saksi, penyidik telah menemukan adanya peristiwa pidana.
“Kami memang sudah menemukan adanya peristiwa pidana,” kata Karyoto.
“Buktinya apa? Bahwa ada informasi yang kita dapatkan yang ternyata informasi itu masih dalam proses penyelidikan di KPK, ada di pihak-pihak yang sedang menjadi target-target daripada penyelidikan itu. Artinya, barang yang tadinya rahasia menjadi tidak rahasia ketika sudah dipegang oleh pihak-pihak yang menjadi objek penyelidikan,” bebernya.
(abinenobm)