Manado – Pertarungan kursi Gubernur Sulawesi Utara tahun depan hampir dapat dipastikan akan berlangsung ketat. Putra-putra terbaik Sulut yang ada di daerah maupun di luar daerah berlomba-lomba merebut posisi sangat prestisius itu. Mereka adalah bintang-bintang yang sinarnya selama ini sangat benderang, baik dari kalangan politisi dan birokrat.
Muhammad Jabir dari Jaringan Suara Indonesia mengatakan, nama Theo L Sambuaga sebagai politisi senior Partai Golkar yang pernah dua kali jadi menteri dan beberapa periode jadi anggota DPR RI dari Sulut itu, Stefanus Vreeke Runtu sangat dominan untuk intern partai itu sendiri.
“Ketua Partai Golkar Sulut yang juga siap maju ini menjadi ancaman tersendiri bagi incumbent dan para bakal calon lainnya dari partai GOlkar,” ujarnya.
Jabir mengatakan, kandidat lain telah menyatakan kesiapannya untuk maju seperti Olly Dondokambey, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Sekretaris Badan Anggaran DPR RI, dan Bendahara FPDIP DPR RI juga dikenal dekat dengan masyarakat. Begitu juga dengan Wenny Warouw, Jenderal satu bintang yang juga bertarung dalam pilgub 2005 lalu itu punya basis massa jelas. Selain itu, juga ada Ramoy Markus Luntungan sebagai Bupati Minsel ini dikenal akrab dengan masyarakat.
“Lucky Korah yang pernah menjadi Wali Kota Manado pada periode 1995-2000 dan sekarang ini sebagai Sekretaris Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal itu punya kharisma tersendiri di masyarakat Sulut, disebut-sebut juga bakal diusung dari Partai Demokrat,” tandas Jabir.
Lanjutnya, fenomena perebutan kendaraan Parpol agar dapat bersaing di pilkada 2010 nantinya sudah tidak dapat ditutup-tutupi. Saling klaim Popularitas dan juga Elektibility ramai dibicarakan. Sebagiannya dengan sengaja sebagai salah satu strategi politik menarik simpati masyarakat.
Menurutnya, kegiatan akbar yang telah dilakukan oleh incumbent Sinyo Harry Sarundajang membuat nama Sulawesi Utara mendunia lewat WOC, CTI Summit, dan Sail Bunaken tidak serta merta dapat dijadikan sebagai modal besar dalam kompetisi ini.
“Bisa saja ini memberikan persepsi terbalik di masyarakat bahwa kegiatan seperti WOC, CTI Summit dan Sail Bunaken itu kesannya sebagai kegiatan politis semata di akhir masa jabatan,” pungkasnya. (is)