Tontalete – Jika kita hanya melihat roda sapi berada di kebun, memuat hasil perkebunan. Maka di Kabupaten Minahasa Utara, Anda bisa melihat roda sapi di pacu dalam perlombaan.
Kalau di Madura punya Karapan Sapi, maka Minut punya Pacuan Roda Sapi. Bedanya, di Karapan Sapi Madura tidak menggunakan roda, sedangkan di Pacuan Sapi Minut memakai roda yang sama-sama ditarik dua ekor Sapi.
Bukan sekedar lomba lari roda sapi, namun dibaliknya mengundang antusias warga untuk datang melihat kecepatan sapi menarik roda dan jokinya.
Ini membuat animo masyarakat termasuk wisatawan senang untuk melihatnya. Pemkab Minut melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Minut yang di pimpin Drs Femmy AM Pangkerego MPd ME, melihat gelaran itu bagus untuk pengembangan wisata.
Pacuan Roda Sapi pun masuk dalam agenda rutin atau kalender tahunan Disparbud Minut. “Ini tradisi masyarakat Tonsea, kita lestarikan, karena kebanggaan kita sendiri. Minat warga dan wisatawan antusias dan kita jadikan agenda kegiatan rutin,” kata Femmy Pangkerego.
Belum setahun menjabat sebagai Kadis Parbud Minut, Femmy Pangkerego telah dua kali menggelar kegiatan Perlombaan Pacuan Roda Sapi yang terlaksana dengan sukses.
Gelaran pertama di Lapangan Mega Kaput Desa Kolongan, Kecamatan Kalawat di Bulan Oktober 2013 dan tahun ini di Desa Tontalete, Kecamatan Kema.
Sejak dibuka langsung oleh Bupati Minut, Drs Sompie SF Singal MBA, Jumat (23/5/2014) sampai penutupan kegiatan, Minggu (26/5/2014) telah mendatangkan ribuan orang.
Arena Lomba Sapi Pacu di Tontalete berubah menjadi Arena Wisata. Mulai peserta yang diikuti sebanyak 50 orang dari Kabupaten Minut juga daerah sekitarnya seperti Kabupaten Minahasa, Kota Bitung, Kota Manado serta dari Provinsi Gorontalo.
Saat kegiatan, bukan hanya diminati warga lokal tapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan luar daerah. Arena pacu di Desa Tontalete menurut para joki, merupakan lokasi menarik, karena luas tanah, datar dan tidak begitu becek jika hujan.
Terlihat juga pemandangan alam yang asri, indah juga sejuk sehingga menunjang arena sapi pacu di Desa Tontalete menjadi arena pilihan para joki.
Penonton pun tak dipungut karcis masuk, bebas masuk area perlombaan. Tanah yang luas juga memudahkan seluruh kendaraan bisa masuk parkir di sekitar lokasi.
Ketua Panitia Leo Bokong mengatakan lomba Pacuan Roda Sapi dilaksanakan guna melestarikan olah raga tradisional masyarakat Tonsea, juga diharapkan menjadi ajang pariwisata di Kabupaten Minut.
“Lomba ini bagi siapa saja yang senang uji nyali dan suka dengan pacuan roda sapi. Diharapkan menjadi bagian dari upaya pelestarian tradisi di tanah Tonsea,” tandas Leo Bokong.
Bupati Minut Drs Sompie SF Singal MBA mengakui Pacuan Roda Sapi sebagai iven rutin, seiring juga Minut menjadi daerah tujuan wisata tahun 2015 sesuai Visi Pemkab Minut.
“Budaya kita mari dipertahankan dan dikembangkan. Kegiatan ini sangat bagus, bisa menarik minat wisatawan untuk berkunjung di daerah kita,” kata Bupati Singal. (robintanauma)