Tomohon – Pernyataan tegas dilontarkan Danny ‘Kobis’ Tular, salah satu aktivis Kota Tomohon terkait kinerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Tomohon di bawah pimpinan Dra Lilly Solang.
Menurutnya, ada begitu banyak persoalan serta permasalahan yang melingkupi salah satu SKPD favorit tersebut yang belum bisa teratasi. “Sejauh ini, kinerja Lilly Solang sebagai Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Tomohon, terlepas dari pencapaian Pendapatan Asli Daera (PAD), gagal,” ujarnya.
Dikatakan Kobis, statemennya tersebut didukung dengan sejumlah fakta dan bukti akurat sesuai yang terjadi di lapangan, bukan mengada-ada. “Salah satu contoh adalah Tomohon saat ini sementara dikepung oleh keberadaan ‘terbang’. Ya, terminal bayangan yang tak pernah tuntas diatasi. Itu dapat kita lihat di perempatan Kelurahan Kamasi dan belakang RS Bethesda. Ini sudah berlangsung lama. Buat apa terminal mewah yang ada namun tidak dimanfaatkan. Tutup saja dan digunakan ke hal lain,” ungkap Tular.
Selain permasalahan terbang, menurut Tular fakta lain yang ditemukan adalah dugaan telah dibisniskannya pelataran halte Terminal Beriman Tomohon menjadi tempat jualan makanan. “Halte yang seharusnya menjadi tempat orang menunggu kendaraan kini telah berubah fungsi menjadi rumah makan. Dan saat ditanyai, izinnya dari siapa, pemilik rumah makan mengatakan dari kepala dinas, termasuk uang sewa dibayarkan ke kadis,” bebernya.
“Dan yang lebih memiriskan lagi adalah ketika seorang pejabat publik yang tak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh rekan-rekan pers seputar SKPD. Bahkan terlihat gugup serta canggung dan tak bisa menguasai dirinya. Saya lihat sendiri, ketika dirinya tak mampu menjawab Perda Retribusi itu nomor berapa dan tahun berapa. Jadi berdasarkan data tersebut, dapat saya katakan, Ibu Lilly Solang tak mampu urus Dishubkominfo Tomohon,” tukasnya.
Sementara itu, kepada sejumlah wartawan dalam satu kesempatan, Lilly Solang menegaskan untuk persoalan terminal bayangan telah ditindaklanjuti pihaknya. “Kita selalu dan selalu mengadakan penertiban soal terminal bayangan ini. Cuman mo gimana lagi, petugas kita memang terbatas. Ada petugas, terminal bayangan itu tidak ada. Namun ketika petugas tidak ada, maka munculah terminal bayangan tersebut,” kelitnya. (iker)