TOMOHON – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi utara mengatakan, radius bahaya Gunung Lokon di Sulawesi Utara tidak akan ditingkatkan dari 2,5 kilometer.
“Hingga saat ini radius bahaya Gunung Lokon tetap 2,5 kilometer meskipun gunung ini kembali meletus Rabu (17/8),” ujar Kepala BPBD Sulawesi Utara, Hoyke Makarawung, , Kamis (18/8).
Dia menjelaskan, letusan Gunung Lokon baru-baru ini tidak membahayakan keselamatan dan mengganggu aktivitas warga. Apalagi saat terjadi letusan, kondisi cuaca berkabut tebal dan hujan deras.
“Debu vulkanisnya jatuh tak jauh dari kawah. Berkas-berkasnya bahkan sudah hilang karena disapu hujan deras,” katanya. “Yang pasti letusan baru-baru ini tidak terlalu membahayakan keselamatan warga,” tegasnya.
Meski demikian dikatakan Makarawung, warga harus waspada. Apalagi aktivitas Gunung Lokon masih tinggi. Letusan sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
“Kewaspadaan harus ditingkatkan. Kami juga berharap kearifan-kearifan lokal bisa membantu pemerintah dalam hal komunikasi untuk meminimalisasi dampak bencana,” harapnya.
Dia juga menambahkan pemerintah butuh dukungan warga masyarakat bila sewaktu-waktu harus direlokasi ke tempat yang lebih aman. Pemerintah akan berupaya semaksimal mungkin memerkecil dampak bencana yang ditimbulkan.
“Hal ini bisa saja terwujud bila masyarakat bekerjasama dengan pemerintah. Evakuasi warga seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu bisa saja dilakukan dalam situasi membahayakan,” kata Makarawung.
Dia kembali mengingatkan agar warga jangan beraktivitas di radius bahaya 2,5 kilometer termasuk pendakian menuju kawah dan puncak Gunung Lokon.
“Kami berharap hal ini bisa dipahami bersama sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Gunung Lokon sudah diusulkan Pos Gunung Api agar statusnya diturunkan ke waspada. Tapi tiba-tiba meletus lagi. Apa artinya ini?. Aktivitas Gunung Lokon masih tinggi,” tandasnya.(don)