Minut, BeritaManado.com – Seorang lelaki di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara, belakangan waktu membuat publik bertanya-tanya.
Lelaki berpostur tinggi besar dan penuh tato di sekujur tubuh itu semakin sering jadi pembicaraan warga setelah aksi amalnya terungkap, mulai dari membagikan bahan makanan, membantu pembangunan rumah ibadah, dan banyak lagi.
Bukan hanya warga, namanya juga dipuji penyanyi kenamaan Sulawesi Utara, Isty Julistry.
Lelaki bertato yang mendadak viral itu bernama, Ishak Tambani, yang kerap membagi berkat kepada siapapun, tanpa pandang bulu.
Isty Julistry dan komunitas Cabu-cabu Paku (C2P) SQUAD, memanggilnya dengan nama Paman Ishak.
Komunitas C2P SQUAD merupakan sekumpulan penyanyi berbakat, pembawa acara hingga komedian asal Sulut.
Ditanya soal keterlibatan Ishak Tambani dalam C2P, Isty mengatakan, Ishak Tambani sudah seperti penasehat di Cabu-cabu Paku SQUAD.
“Awalnya paman Ishak hanya simpatisan, tapi bagi anak-anak C2P sudah sebagai penasehat,” katanya, baru-baru ini.
Isty mengungkapkan, Ishak Tambani memiliki hati malaikat karena berjiwa sosial dan sering membantu masyarakat.
“Banyak anak-anak sering mengeluh atau minta sponsor kepada Paman Ishak dan beliau selalu bersedia. Setiap kegiatan C2P paman ishak selalu menopang, baik itu dari sound sistem maupun uang,” ungkap Isty.
Tidak hanya Isty Julistry, pujian yang sama juga disampaikan masyarakat luas.
Seperti kesaksian sejumlah umat muslim di Desa Tatelu, yang menyebutkan bahwa Ishak menyambangi mereka dan membawa makanan siap saji untuk buka puasa di Masjid Al Muhajidin Tatelu, pada Selasa (28/3/2023) lalu.
“Luar biasa jiwa sosial yang dimilik bapak Ishak Tambani,” kata beberapa pemuda.
Sebelumnya, Ishak Tambani juga turun langsung membantu warga yang kena bencana alam banjir bandang di Desa Klabat, Dimembe.
Bantuan berupa bahan makanan dan bahan pokok itu sangat diapresiasi masyarakat.
Kepada wartawan, Ishak menuturkan, kepeduliannya bersifat spontan.
“Kalau ada yang butuh bantuan, saya pasti bantu. Karena manusia harus saling menolong,” ujar Ishak.
Seperti pepatah DR Sam Ratulangi, Sitou Timou Tumou Tou, manusia hidup untuk menghidupkan orang lain.
“Saya harap, setiap masyarakat senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, atas penyertaan dan pemberkatan dalam kehidupan mereka,” tutup Ishak.
(***/Finda Muhtar)