Ratahan – Aksi malas-malasan dalam menjalankan tugas yang ditunjukan sejumlah pejabat SKPD saat ditinggal bupati membuat wakil rakyat yang duduk di DPRD Mitra berang.
Legislator asal Belang Kisman Halla menegaskan, sebagai pejabat tentu sudah memahami Tupoksinya. Namun disayangkan, aksi tak terpuji dengan cara malas ngantor saat ditinggal pimpinan ternyata masih dilakoni para pejabat SKPD. “Sebagai fungsi kontrol pihak eksekutif, saya sangat menyayangkan sikap para pejabat ini. Untuk itu Baperjakat harus lebih pro aktif lagi dalam melakukan penilaian dan kajian terhadap pejabat yang tidak disiplin. Cara-cara seperti ini sangat tidak terpuji dan memalukan, sebabnya harus disikapi serius pihak berkompeten,” kata Halla.
Lanjut Ia menegaskan, bahwa sebagai pejabat yang telah mendapatkan kepercayaan dari atasan, cara-cara berfikir ‘asal ibu senang, semua aman’ harus dihilangkan. Dimana jika ini terus dilakukan, tentu berdampak pada pembangunan dan pelayanan publik. “Jangan nanti bupati ada di tempat, baru berbondong-bondong rajin cari muka. Jika tidak, malas berkantor,” pungkasnya.(dul)
Ratahan – Aksi malas-malasan dalam menjalankan tugas yang ditunjukan sejumlah pejabat SKPD saat ditinggal bupati membuat wakil rakyat yang duduk di DPRD Mitra berang.
Legislator asal Belang Kisman Halla menegaskan, sebagai pejabat tentu sudah memahami Tupoksinya. Namun disayangkan, aksi tak terpuji dengan cara malas ngantor saat ditinggal pimpinan ternyata masih dilakoni para pejabat SKPD. “Sebagai fungsi kontrol pihak eksekutif, saya sangat menyayangkan sikap para pejabat ini. Untuk itu Baperjakat harus lebih pro aktif lagi dalam melakukan penilaian dan kajian terhadap pejabat yang tidak disiplin. Cara-cara seperti ini sangat tidak terpuji dan memalukan, sebabnya harus disikapi serius pihak berkompeten,” kata Halla.
Lanjut Ia menegaskan, bahwa sebagai pejabat yang telah mendapatkan kepercayaan dari atasan, cara-cara berfikir ‘asal ibu senang, semua aman’ harus dihilangkan. Dimana jika ini terus dilakukan, tentu berdampak pada pembangunan dan pelayanan publik. “Jangan nanti bupati ada di tempat, baru berbondong-bondong rajin cari muka. Jika tidak, malas berkantor,” pungkasnya.(dul)