Minut — Salah satu agenda dalam rangkaian kegiatan wisata budaya Mesupe Paimpuluan Ne Tonsea (PNT) adalah mengunjungi Desa Kolintang, Lembean, tepatnya di sanggar seni Prima Vizta, Jumat (27/12/2019).
Kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat sejauh mana seni budaya Tonsea saat ini, sekaligus bertatap muka langsung dengan para pelatih, pengrajin dan pemain Kolintang yang didominasi oleh para anak muda.
Hal tersebut sejalan dengan tema kepengurusan PNT periode 2015-2020, yaitu Tonsea Berbudaya dengan Sub Tema Budaya yang Mempersatukan sehingga dukungan pada Kolintang Goes To Unesco terus diberikan.
Selain itu, Ketua Umum PNT Jorry Koloay diketahui juga merupakan salah satu pembina dari pengurus DPP Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) Indonesia yang selama ini mendorong dan berupaya agar kolintang teregistrasi secara resmi di Unesco sebagai warisan budaya dari Indonesia, khususnya Sulawesi Utara.
Diketahui, Pinkan Indonesia terus berupaya dan bersinergi dengan semua pihak demi mewujudkan tujuan bersama, menjadikan Kolintang warisan budaya internasional asal Indonesia yang terdaftar di Unesco.
Pada kesempatan tersebut, Jorry Koloay mengingatkan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur, nilai-nilai budaya yang telah diwariskan para orang tua.
“Kalau sudah tidak tahu tentang nilai-nilai luhur, nilai budaya, maka sama saja tidak ada fondasi, tidak ada arah,” ujar Jorry yang mengaku bangga melihat anak-anak muda Tonsea mau dan mencintai Kolintang.
Lanjut Jorry sebagai salah satu Pembina DPP Pinkan Indonesia, kedatangannya dan tim kolintang Tamporok serta rombongan dari Jakarta dan sekitarnya juga membawa satu pesan bahwa semua yang ada sama-sama mengangkat seni dari Minahasa Utara untuk diakui secara internsional menjadi warisan budaya.
“Kita sama-sama angkat seni budaya kita untuk diakui dan diregistrasi bahwa alat musik Kolintang berasal dari Indonesia, Sulawesi Utara, khususnya Minahasa Utara. Itu yang kita dorong bersama,” kata Jorry.
(srisurya)