Manado – Kopra putih memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari kopra asapan sehingga Bangladesh berminat membeli komoditi tersebut dengan harga dua kali lipat dari harga kopra asapan.
Jane, salah satu eksportir kopra di Sulut mengatakan kopra putih produksi Sulut memang dinilai kualitasnya yang terbaik. Katanya, permintaan pembeli Bangladesh berkisar 600 ton setiap bulan, dan saat ini sedang dihimpun stok untuk pengiriman ke negara tersebut.
Menurut Jane, kopra putih produksi petani Sulut dinilai punya keunggulan dari sisi kualitas dibanding negara lain, makanya pembeli di negara tersebut menyatakan minat membeli dalam jumlah cukup besar.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong mengatakan, kopra putih merupakan salah satu produk turunan kelapa yang terus dikembangkan di Sulut, namun realisasi ekspornya belum banyak.
“Adanya permintaan Bangladesh diharapkan menjadi awal ekspor kopra putih merambah ke ke berbagai negara,” kata Wajong.
Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sulut (Apeksu), Emil Mamesah, mengatakan, bila ekspor kopra putih terbuka, akan menguntungkan bagi petani mengingat harga jual komoditas tersebut dua kali lebih mahal ketimbang kopra asapan.
Katanya, Saat ini, sebagian besar petani Sulut masih mengolah kopra asapan, tak heran bila pendapatan hasil perkebunan tersebut belum maksimal,” kata Emil.
Kopra asapan terbanyak dijual ke pabrik minyak goreng untuk diolah menjadi minyak kelapa kasar (Crude Coconut Oil/CCO), sedangkan ekspor, kata Emil, ada tetapi belum banyak.
Produksi kopra Sulut dalam satu tahun diperkirakan mencapai 300 ribu ton, dengan melibatkan sekitar 150 ribu keluarga petani tersebar di 15 kabupaten/kota di Sulut. (IS)