Jakarta — Pengurus Besar (PB) Gabungan Brigde Seluruh Indonesia (GABSI) menggelar Kongres ke-25 di Hotel Pangeran Beach pada tanggal 6-7 Desember 2018.
Berdasarkan informasi yang diterima BeritaManado.com dari atlit nasional Bert Toar Polii, Kongres ini bertujuan untuk mengeavaluasi hasil kerja PB Gabsi masa bakti 2014-2018 sekaligus untuk memilih Ketua Umum PB Gabsi masa bakti-2018-2022.
Kongres dihadiri oleh 23 Pengurus Propinsi dan 37 Pengurus Kabupaten/Kota.
Kongres diawali dengan mensahkan AD/ART GABSI hasil amandamen Kongres Gabsi 2014 yang sudah disosialisasikan sebelumnya dan sudah disetujui Mukernas Gabsi 2016 di Lubuk Linggau untuk disahkan di Kongres GABSI 2018 ini.
Selanjutnya PB GABSI menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban selama 4 tahun termasuk keuangan yang cukup mengejutkan karena ternyata PB GABSI mengeluarkan biaya sekitar 44 Milyar Rupiah.
Laporan ini diterima dengan baik oleh peserta Kongres dengan beberapa peserta memberikan catatan untuk perkembangan bridge selanjutnya.
Selanjutnya diadakan acara pembahasan komisi Program dan Organisasi yang menghasilakn beberapa keputusan penting terutama menyangkut keanggotaan, website dan pembentukan nasional serta pembinaan junior dan mengaktifkan kembali mini bridge untuk minimal satu tahun pertama.
Kongres Gabsi hari kedua dilanjutkan dengan Pemilihan Ketua Umum PB Gabsi antara dua calon yang mendaftar I Miranda S Goeltom dan Beni Ibradi.
Sayangnya pada saat acara akan berlangsung pukul 14.00 Beni Ibradi tidak muncul dan oleh wakil dari DKI Amin Ramali diberitahukan Beni Ibradi tidak bisa menghadiri Kongres GABSI karena menunggui isterinya yang sedang sakit.
Sesuai AD/ART, calon harus hadir di Kongres untuk membacakan visi dan misi seandainya terpilih.
Miranda S Goeltom kemudian diberikan kesempatan menyampaikan visi dan misi serta keterpanggilannya untuk ada di Gabsi ditengah kesibukannya yang padat.
“Ia terpanggil karena menurutnya olahraga bridge ini sangat bermanfaat dan sebagai pecinta bridge dan punya keahlian di bidang manajemen ia ingin menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk lebih mempopulerkan olahraga bridge ini di berbagai kalangan. Ia memukau peserta kongres selama kurang lebih 48 menit ketika menyampaikan visi dan misinya jika terpilih,” jelas Bert Polii.
Ini 5 step penting yang perlu dikerjakan menurut Miranda:
1. Menggalakkan kembali masalisasi BMS dan pembibitan
2. Meningkatkan profile bridge di berbagai komunitas dengan meningkatkan Marketing
3. Maksimisasi penggunaan tehnologi baik untuk menarik maupun me retain pecinta atau pemain bridge
4. Membangun dan menjaga hubungan yang efektif dengan stakeholders eksternal
5. Exellence in Management:
a. Menjaga peraturan dan kebijakan agar pemain memiliki rasa kepemilikan (ownership) dalam pertandingan bridge
b. Menampilkan dan mendukung standard tertinggi pengelolaan dan administrasi organisasi
c. Menunjukkan kemampuan yang prima dalam managemen keuangan
Dengan terpilihnya Miranda Goeltom, maka dirinya telah menciptakan sejarah dalam perjalanan panjang 65 tahun, yaitu menjadi Ketum PB Gabsi dalam dua periode yang berbeda.
“Pertama masa bakti 2002 – 2006. Memang ada dua Ketum yang memimpin dua kali sebelumnya. Tapi itu berurutan, yang pertama Mayjen Sobiran dan kedua Jenderal Wiranto,” kata Bert.
Berdasarkan kesepakatan dalam kongres, Ketua Umum terpilih pun diberikan waktu sebulan sampai tanggal 7 Januari 2019 untuk menyusun susunan pengurus lengkap, sedangkan pada Upacara Pentupan Kejurnas Bridge di Padang tanggal 15 Desember 2018 nanti minimal sudah ada 5 Pengurus Inti, yaitu Ketum, Waketum, Ketua Harian, Sekjen dan Bendahara.
(***BertPolii/Sri)