Oleh:
Dr Jerry Massie MA PhD
Konsultan dan Pengamat Politik
Prabowo Subianto sampai debat kali ini banyak blunder, komunikasi politik dan political approaching-nya lemah bahkan jawabannya banyak ikut jawabannya Jokowi.
“Saya sama, saya sependapat, saya sepaham dengan Jokowi,” itulah jawaban Prabowo. Seakan dia berbicara tanpa concept, barangkali dewan pakarnya tak difungsikan.
Lihat saja TPID ( Tim Pengendali Inflasi Daerah) saat ditanya Jokowi pada debat kedua, dirinya tidak tahu.”Saya tidak banyak tahu tentang istilah,” kata Prabowo. Kan ini bukan jawaban dari seorang Capres.
Anehnya lagi secara gamblang Prabowo menyebutkan negara kita kebocoran sekitar Rp 1000 triliun. Berarti 70 persen APBN kita. Dari mana data yang didapat Prabowo? KPK saja tak mengatakan demikian, bisa saja Prabowo menyebutkan barangkali atau mungkin saja ada kebocoran sekian triliun. It have to research in the field which using random sampling or another.
Belum lagi dirinya tak memahami ekonomi kreatif, serta Anggaran Rp 1 Milyar per desa. “Kan dalam UU Desa disana bisa Rp 1,2 M bisa Rp 1, 3 Milyar jadi bukan hanya 1 M saja,” ujar Jokowi.
Disini weakness-nya (kelemahannya) yang tidak membaca baik-baik tentang UU Desa.
Halangan Fisikal (salah bicara) make a row, dan linguistik verbal yang lemah, kerap diperlihatkan Prabowo serta komunikasi verbal dan non verbal yang kurang gregetan.
Debat ketiga terlihat penguasaan materi dari Prabowo cukup lemah dikatakannya kekayaan di laut, darat dan udara.
Mana ada kekayaan di udara? Terus Prabowo sempat memberikan hormat pada Jokowi. Kunci kemenangan Jokowi dia terlihat lebih relax.
Saat disentil oleh moderator masalah tapal batas Jokowi menuturkan jika masalah ini, maka dilakukan diplomasi pemerintah dengan pemerintah. “Jangan anggap saya kurang tegas, apapun akan saya lakukan, kalau wilayah kita diduduki kita buat ramai saja, saya tegas bukan karena mulut tapi tindakan, kalau perlu tegas itu pakai tindakan,” ungkap Jokowi.
Hebatnya jawaban Jokowi soal penjualan Indosat di Zaman Megawati. Itu pasti kita akan beli lagi karena ada klausul, tuturnya.
Untuk pertahanan maka saya berencana akan memperkuat dengan pesawat tempur tanpa awak. “Indonesia butuh pesawat tanpa awak untuk meliha ilegal Fishing dan Ilegal Logging, serta pertahanan cyber dan hybrid,” jelas Jokowi.
Terkait masalah hubungan dengan Australia, jawaban Jokowi akan memperkuat kewibawaan bangsa agar kita dihormati dan masalah penyadapan harus dibicarakan lagi. Jawaban Prabowo we are to be good neighbour atau kita ingin menjadi tentangga yang baik, “Saya sependapat dengan bapak Jokowi,” ujarnya.
Khusus masalah pembelian tank Leopard dan Panzer Anoa, jawaban Prabowo menyetujui karena ini menurutnya pernah di gunakan Vietnam. Lagi-lagi Jokowi dengan bahasa tuturnya yang brilian mengungkapkan itu tidak cocok menggingat beratnya 62 ribu ton dan tidak cocok untuk medan, cuaca dan wilayah.
“Ini sudah menjadi keputusan TNI dan pertahanan terbaik kesejahtraan Rakyat,” ini kurang connect….!!!!
Dalam debat kali ini kerap Prabowo kehilangan kendali dan jawaban yang mengekor. (*)