Pandemi Covid-19 Hantam Dunia, Clif Belajar Bersyukur
Manado, BeritaManado.com — Jauh dari keluarga dan orang-orang terdekat karena harus bekerja di negeri orang bukanlah hal yang mudah.
Hal itulah yang selama ini dilewati oleh
Clif Marcelino Tololiu atau yang akrab disapa Clif.
Sejak 2019, Clif sedang merantau di Jepang dan bekerja di sektor perkebunan.
Tinggal jauh dari kampung halaman, apalagi tempat tinggalnya selama di Sulawesi Utara yaitu Tikala Kumaraka, rupanya bukan hal pertama bagi Clif.
Anggota paduan suara gereja kelahiran Manado, 28 September 1990 ini pada 2017 juga pernah merantau di Mauritius, Afrika Timur.
Menariknya, lulusan S1 Manajemen yang merupakan anak tertua dari 3 bersaudara pasangan suami istri alm. Frits Tololiu dan Vonny Mamesah ini waktu kecil bercita-cita menjadi astronot.
Meski belum bisa menggapai mimpinya tersebut, Clif rupanya punya mimpi lain, yaitu ingin menikah dan membuka usaha sendiri.
Dalam menjalani hidup, Clif juga tetap pada filosofi yang selalu dipegangnya, yaitu cerdik seperti ular, tulus seperti merpati.
Kepada BeritaManado.com, Clif membagi ceritanya selama merantau di Jepang lewat percakapan di pesan elektronik.
Clif pun berbagi tips bagi anak muda yang ingin bekerja di Jepang atau negara lainnya.
Bagi Clif, mau ke negara manapun itu, untuk menjadi perantau harus siap lahir batin karena seringkali ada yang tidak akan sesuai dengan ekspektasi.
“Mulai dari cara hidup, pergaulan, budaya, bahasa, aturan pasti akan berbeda dengan daerah asal kita, apalagi soal pekerjaan, pasti beda dengan cara kerja di daerah asal contohnya di Manado,” ujar Clif, Rabu (30/12/2020).
Meski demikian, karena telah mempersiapkan diri terutama mental, maka Clif merasa meski ada duka, tapi suka bisa dikatakan lebih banyak dirasakannya.
“Kalau kita menjalani segala sesuatu dengan lapang dada pasti tak akan terasa berat. Dukanya paling sering rindu dengan keluarga dan para sahabat terdekat alias homesick. Makanan juga pasti rindu masakan Manado,” kata Clif.
Para sahabat memang merupakan bagian yang penting dalam kehidupan seorang Clif karena kebersamaan yang dilalui selama ini terasa seperti keluarga.
“Salah satu hal yang paling dirindukan dan selalu diingat ya memang nongkrong dengan sahabat sahabat satu lorong,” ungkap Clif sambil tertawa.
Duka yang dialami tersebut, bagi Clif sepadan dengan apa yang dia terima yaitu pengalaman baru, memperluas wawasan dan menambah kemampuan atau teknik dalam bekerja, bisa tahu bahasa negara setempat, dapat teman baru dan pastinya bisa menghasilkan uang.
“Intinya, susah ataupun senang, jalani dengan ikhlas, karena semuanya demi keluarga,” ucap Clif.
Pelajaran berharga pun didapat Clif selama tahun 2020, terutama saat ada pandemi Covid-19.
Apalagi dirinya harus tetap beraktivitas sambil menjaga diri sendiri dan tentu mengkhawatirkan keluarganya di Indonesia.
“Pelajaran terbesar itu bagaimana belajar bersyukur dengan semua apa yang kita miliki. Covid-19 membuat kita lebih bersyukur tentang kesehatan yang Tuhan beri, keluarga dan sahabat, pekerjaan serta apapun itu. Dulu bersyukur ya bersyukur, tapi sekarang memaknainya lebih dalam lagi,” kata Clif.
Clif pun sadar betul bahwa menjaga kesehatan adalah hal yang sangat penting dan wajib untuk dilakukan.
“Seperti yang sudah disampaikan selama ini, pakai masker, rajin cuci tangan dan jaga jarak. Lakukan saja itu kan demi kebaikan kita semua. Semoga semuanya sehat selalu, keluarga dan sahabat sahabat saya di Lorong Bukit dan semuanya di manapun berada. Selamat menyongsong tahun baru, Tuhan memberkati semua,” pungkas Clif.
(srisurya)