Manado, BeritaManado.com – Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara (OJK SulutGoMalut) menilai kinerja Industri Jasa Keuangan di 3 provinsi ini terjaga stabil.
Hal itu tercermin dari fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik dan likuiditas yang memadai serta profil risiko yang tetap terjaga.
Khusus Sulawesi Utara, aset industri perbankan pada posisi Juni 2023 mengalami peningkatan sebesar 7,65 persen (yoy) menjadi Rp85,07 triliun.
Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 3,30 persen (yoy) menjadi Rp29,39 triliun, sedangkan Kredit tumbuh 5,77 persen (yoy) menjadi Rp45,29 triliun.
Selain itu, NPL mengalami perbaikan atau turun menjadi 2,65 persen dari sebesar 3,43 persen pada posisi Juni 2022.
Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 3,30 persen (yoy) menjadi Rp29,39 triliun disebabkan adanya pertumbuhan Tabungan sebesar 8,19 persen (yoy), sedangkan Giro dan Deposito mengalami penurunan masing-masing 5,96 persen (yoy) dan 0,18 persen (yoy).
Berdasarkan kategori usaha, pertumbuhan kredit terutama disebabkan peningkatan atas Kredit UMKM sebesar 6,04 persen (yoy) menjadi Rp13,32 triliun yang diikuti oleh pertumbuhan kredit Non UMKM sebesar 5,67 persen (yoy) menjadi Rp31,97 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit terutama berasal dari Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 8,30 persen (yoy) diikuti oleh Kredit Konsumsi yang tumbuh sebesar 6,58 persen (yoy), sedangkan Kredit Investasi mengalami kontraksi sebesar 4,23 persen (yoy).
Kepala OJK Sulutgomalut, Winter Marbun mengatakan, kinerja Industri Pasar Modal di Provinsi Sulawesi Utara posisi Juni 2023 tumbuh positif yang tercermin dari meningkatnya jumlah SID sebesar 25,63 persen (yoy) menjadi sebesar 82.407 atau 0,74 persen dari total SID Nasional yang tercatat sebanyak 11.160.414. Peningkatan tersebut berasal peningkatan jumlah Nasabah SID Saham sebesar 18,14 persen (yoy) dan SID Reksa Dana sebesar 30,56 persen (yoy).
“Namun demikian, total Nilai Kepemilikan Saham turun sebesar 4,50 persen secara yoy yang disebabkan oleh berbagai dinamika ekonomi domestik dan global,” ujar Winter Marbun, Jumat (11/8/2023).
Sementara itu, secara year to date, pertumbuhan Industri Pasar Modal juga mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya jumlah SID sebanyak 7.364 SID atau sebesar 9,81 persen.
Hal tersebut berasal peningkatan SID Saham, SID Reksa Dana, dan Nilai Kepemilikan Saham masing-masing sebesar 8,43 persen, 6,85 persen, dan 5,26 persen.
Sementara dari sisi Perusahaan Pembiayaan mengalami pertumbuhan positif, hal ini tercermin dari peningkatan jumlah pembiayaan yang disalurkan pada posisi Juni 2023 mencapai 9,37 persen (yoy) menjadi Rp6,98 triliun dibandingkan posisi Juni 2022 sebesar Rp6,38 triliun.
Dilihat dari jumlah kontrak (unit), Perusahaan Pembiayaan juga penurunan pertumbuhan sebesar 12,93 persen (yoy) atau menjadi 568 ribu unit.
Dari sisi kualitas pembiayaan, posisi Juni 2023 mengalami peningkatan menjadi 3,35 persen dari sebelumnya 3,11 persen pada Juni 2022.
Selain itu, yang turut mengalami pertumbuhan adalah Modal Ventura, tercermin dari meningkatnya jumlah pembiayaan yang disalurkan pada posisi Juni 2023 sebesar 64,48 persen (yoy) menjadi Rp122,23 miliar dari sebelumnya sebesar Rp74,31 miliar.
Dilihat dari jumlah kontrak (unit), Modal Ventura juga tumbuh sebesar 1,10 persen (yoy) atau menjadi 16.524 dari sebesar 16.345.
NPF pada posisi Juni 2023 mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 10,15 persen dari sebelumnya 17,21 persen.
Jika menilik dana pensiun, secara year on year juga tidak berbeda yaitu pada bulan Mei 2023 mengalami pertumbuhan.
Hal ini tercermin dari peningkatan Investasi Dana Pensiun sebesar 5,92 persen (yoy) menjadi Rp298,48 miliar dari sebelumnya sebesar Rp281,81 miliar.
Dari sisi aset, juga terdapat peningkatan sebesar 5,96 persen menjadi Rp305,31 miliar dari sebel mnya sebesar Rp288,15 miliar.
Premi Asuransi Jiwa Konvensional pada Triwulan II tahun 2023 mengalami kontraksi sebesar 10,60 persen menjadi Rp260,15 miliar dari sebelumnya Triwulan II 2022 sebesar Rp291 miliar (yoy).
Jumlah klaim pada periode yang sama juga mengalami penurunan sebesar 24,99 persen menjadi Rp260,68 Miliar dari sebelumnya tercatat sebesar Rp347,53 miliar.
Peningkatan serupa juga terjadi di Sulut untuk Asuransi Umum, di mana premi Asuransi Umum Konvensional pada Triwulan II tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 17,94 persen menjadi Rp260,49 miliar dari sebelumnya Triwulan II 2022 sebesar Rp220,87 miliar (yoy). Sedangkan jumlah klaim pada periode yang sama mengalami peningkatan signifikan yaitu sebesar 29,43 persen menjadi Rp127,89 Miliar dari sebelumnya tercatat sebesar Rp98,81 miliar.
Perusahaan Financial Technology Lending di Sulut pun tidak mau kalah dan terus mencetak pertumbuhan positif.
Hal ini tercermin dari peningkatan outstanding pinjaman pada Juni 2023 meningkat signifikan sebesar 47,14 persen (yoy) menjadi Rp430,43 miliar dari sebelumnya sebesar Rp292,53 miliar. “Berdasarkan jumlah rekening penerima pinjaman aktif (entitas) pada periode yang sama juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 43,19 persen (yoy) menjadi 182.024 entitas dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 127.117 entitas,” pungkas Winter.
(srisurya)