Bitung – PT Multi Nabati Sulawesi (MNS) Kota Bitung tak menampik jika kilang minyak mereka menjadi sasaran aksi protes aktivis lingkungan Greenpeace, Selasa (25/09/2018).
Menurut Humas PT MNS Kota Bitung, Lolita Rombang, puluhan aktivis Greenpeace masuk ke lokasi perusahaan lewat jalur laut kemudian naik ke kilang dan membentangkan spanduk serta melakukan pengecetan.
“Mereka terobos masuk perusahaan kami melaliu laut, tanpa ada pemberitahuan dan ijin dari kami,” kata Lolita.
Dirinya mengaku belum tahu persis maksud aksi Greenpeace menjadikan perusahaannya sebagai lokasi aksi.
“Kalau soal tudingan pembelian minyak sawit, untuk pembelian sawit sangat jelas kami beli dari perusahaan legal yang sebelumnya kami sudah pernah klarifikasi melalui website kami,” katanya.
Ia menyatakan, aksi Greenpeace itu adalah illegal action dan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pimpinan.
“Dan masalah ini kami sudah serahkan langsung ke pihak kepolisian. Ini sama saja masuki rumah pribadi dan melakukan pengecatan, pasti pemilik marah,” katanya.
Sementara itu, dari informasi, ada dua puluh tiga aktivis Greenpeace bersama empat personel grup band musik Boomerang melakukan aksi damai dengan menduduki kapal penyuplai minyak sawit dan tangki timbun milik Wilmar (PT MNS), pedagang minyak sawit terbesar dunia yang masih terkait praktek perusakan hutan di Indonesia dan memasok sawit bagi merek-merek ternama yaitu Nestlé, Unilever, Colgate dan Mondelez.
“Tim Greenpeace yang beraksi kali ini berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, FilipinaPhilipina, Perancis, Inggris dan Australia serta grup band musik Boomerang,” kata Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Indonesia, Kiki Taufik.
Aksi itu dimulai sekitar pukul 6.40 Wita dan nanti berakhir sekitar pukul 18.17 Wita. Dimana empat orang aktivis bergelantungan di kilang minyak PT MNS dan rantai jangkar kapal sambil membentangkan spanduk serta mencat lambung kapal juga kilang.
Dari informasi, atas aksi itu, satu orang aktivis sempat diamankan Imigrasi Kota Bitung dan satu orang juga diamankan Polres Bitung.
“Satu di kantor Polisi aktivis dari Indonesia, satu lagi di kantor Imigrasi aktivis dari Malaysia. Mereka hanya dimintai keterangan kemudian dilepas,” kata Kiki.
(abinenobm)