Kawangkoan, BeritaManado.com – Sebagai warga gereja dalam penghayatan minggu sengsara Yesus Kristus. Adakah diantara kita yang sudah memaknai minggu sengsara?
Demikian sepenggal kalimat pertanyaan yang ditanyakan oleh pelayan firman di GMIM Eben-Haezar Talikuran Kawangkoan, Pdt. Juwita Poluakan, S.Th pada ibadah minggu pagi, Minggu (24/3/2019) kepada jemaat.
Dalam minggu sengsara ketiga ini semua warga GMIM diantar dalam pembacaan pada kitab Perjanjian Baru Injil Matius 24: 37-43, ‘Nasihat supaya berjaga-jaga’.
Pdt. Juwita Poluakan, S.Th menjelaskan bahwa di minggu sengsara ini kita harus mengambil pelajaran melalui kehidupan Yesus Kristus.
“Dalam minggu sengsara ini kita dibawa untuk menyatakan komitmen, artinya kita bersedia untuk mengikuti teladan Yesus Kristus,” ujarnya.
Dalam khotbahnya Pdt. Juwita Poluakan, S.Th mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu yang jahat, sehingga umat Tuhan harus berjaga-jaga dalam kehidupan.
“Kita harus berjaga-jaga karena waktu semakin jahat. Kehidupan yang sudah diselamatkan dicemari dengan kelangsungan hidup yang tidak berkenan kepada Tuhan Karena itu berjaga-jagalah karena kita tidak tahu kapan iblis akan datang untuk mengganggu kehidupan kita,” tambahnya.
Ia menjelaskan supaya jemaat untuk jangan menunda-nunda kehidupan yang sedang di jalani ini. Sebab kita tidak tahu kapan kehidupan yang kita jalani ini akan berakhir.
“Kedatangan Tuhan itu pasti, tapi tidak ada seorangpun yang tahu kapan waktunya. Sebab hanya Bapa di sorgalah yang tahu. Jadi berdoalah dan berjaga-jagalah,” ungkapnya.
(Milton Pantouw)