Manado — Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) sudah diselenggarakan sejak tahun 2013 di Kota Bitung, Sulawesi Utara, atas inisiatif masyakarat di sana yang mayoritasnya bekerja sebagai nelayan.
Festival budaya maritim yang memperkuat jalinan hubungan antarwarga kota ini semakin berkembang dari tahun ke tahun.
Lalu Pemerintah Kota Bitung melihat festival ini sebagai satu kekuatan baru untuk memperkenalkan kekayaan obyek pariwisata maritim dan meningkatkan ekonomi warga di Kota Bitung.
Terutama akibat kebijakan pemerintah yang sangat ketat di bidang perikanan
Pemerintah Kota Bitung sejak 2016 menggarap serius Festival Pesona Selat Lembeh.
Bahkan pada tahun 2019 ini FPSL masuk menjadi bagian dari “100 Calendar of Events Wonderful Indonesia” setelah terseleksi dari 6000 kegiatan seni budaya di seluruh Indonesia sepanjang tahun ini.
“Ini sebuah hadiah besar bagi Festival Pesona Selat Lembeh dan Kota Bitung. Namun sekaligus menjadi sebuah tantangan besar. Tantangan untuk menyajikan pagelaran yang lebih baik, lebih bagus, lebih berbobot dan tentu lebih indah, agar menjadi suguhan berkalas nasional, bahkan internasional,” papar Ketua Panitia FPSL 2019 Andre Sumual yang sehari-hari akrab dipanggil Opa.
Lebih lanjut Opa mengatakan Selat Lembeh sebagai urat nadi kehidupan Kota Bitung adalah contoh sebuah konsep kolaborasi besar yang dari tahun ke tahun telah mengalirkan darah kehidupan bagi masyarakat.
Kolaborasi 14 instansi kemaritiman memberikan denyut bagi jantung perekonomian dan industri pariwisata menjadi suplemen dalam menyegarkan Selat Lembeh dan Kota Bitung.
Di bawah laut Selat Lembeh hidup berbagai flora fauna yang ratusan di antaranya adalah species endemik yang tak bisa ditemukan di belahan dunia manapun.
“Ini adalah kekayaan alam yang berkolaborasi membentuk ekosistem sendiri yang unik,” jelas Opa, 53 tahun, yang sibuk bolak-balik Jakarta – Bitung selama sebulan terakhir ini.
FPSL 2019 akan berlangsung selama empat hari berturut-turut, 7 – 10 Oktober 2019, berpusat di kawasan Pasukan Satuan Patroli Pangkalan Utama TNI AL di Kota Bitung.
Sebelumnya ada rangkaian kegiatan yang mendukung kegiatan FPSL 2019 seperti latihan yoga oleh Anjasmara, lomba lari 10K, dan pengucapan syukur.
“FPSL 2019 mengangkat tema The Garden of Fish. Selat Lembeh itu bagai taman ikan yang menjadi tempat hidup dari ratusan jenis ikan yang berada di dalamnya. Dalam FPSL 2019 kita merayakan keberagaman budaya maritim kita yang sudah dikenal di seluruh dunia,” kata Opa menjawab ide besar penyelenggaraan FPSL tahun ini.
Dijadwalkan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo akan hadir dan berbaur bersama warga Kota Bitung merayakan keragaman yang menjadi ciri khas negara kita Indonesia dalam festival budaya maritim ini.
Mari jo, ka Bitung!
(***/rds)