Dari : Jackson Kumaat
MENTERI Perhubungan EE Mangindaan tampaknya tiba-tiba ditodong wartawan soal calon Presiden (Capres) 2014, dalam kapasitasnya sebagai Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. Konon, karena situasinya yang kurang pas dalam perjalanan kereta dari Tangerang menuju Jakarta, maka muncullah sudut pandang yang berbeda dari para jurnalis.
Saya ingin membedah beberapa media online dari pernyataan EE Mangindaan, Rabu 2 November 2011. Dan yang terheboh adalah di vivanews.com menulis judul ‘EE Mangindaan Siap Jadi Capres Demokrat’ diposting oleh Bayu Galih dan Syahrul Ansyari tanggal 2 November jam 20.09 WIB.
Sedangkan Tribun News (Grup Kompas) dan detik.com, masing-masing menulis judul ‘Mangindaan: Kita Hormati yang Telah Punya Calon’ dan ‘Demokrat Mengaku Belum Siapkan Pengganti SBY untuk 2014’. Di dalam berita Detik.com misalnya, menulis : Saat ditanya siapa figur yang cocok menjadi pengganti SBY, Mangindaan mengaku semua kader PD layak menjadi penerus untuk maju sebagai capres.
>”Semua harus meneruskan. Semua layak,” imbuhnya.
>”Termasuk Pak Mangindaan?” tanya wartawan.
>”Saya mengikuti apa yang menjadi keputusan dari DPP dan Dewan Pembina,” jawab Mangindaan diplomatis.
Lantas, di bagian mana pernyataan EE Mangindaan yang secara gamblang, tentang kesiapannya sebagai capres 2014, sehingga menjadi judul di Vivanews.com? Dengan judul tersebut, akhirnya menempatkannya sebagai
berita terpopuler di Vivanews. Dengan judul tersebut, agan-agan di situs Kaskus, mengomentarinya dengan nada yang cukup pedas.
Terus terang, saya tak mengenal secara pribadi dengan Pak EE Mangindaan, meski kami berasal dari Tanah Minahasa. Saya berupaya bersikap objektif, apakah Pak Mangindaan benar-benar ‘bernafsu’ menjadi capres 2014 sehingga ngotot bicara demikian ke wartawan.
Dalam dunia politik, pernyataan ‘anak buah’ yang ingin mengganti posisi ‘boss’,
tentu akan membuat ‘anak buah’ lainnya gerah. Apalagi, sebagai partai politik, tentunya ada mekanisme tertentu dalam menentukan bakal calon hingga menjadi kandidat.
Beruntung, media di Manado tak termakan provokasi Vivanews. Harian Komentar misalnya, menulis judul HL ‘Mangindaan: Demokrat Belum Bicara Capres’. Di dalam berita tersebut, Harian Komentar meminta klarifikasi ke Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Ini jadi catatan media daerah
yang kritis dan memegang prinsip cover both side dalam kegiatan jurnalisme.
Sambil memandang perbedaan tulisan Vivanews, detik.com dan Tribun News (Kompas Grup), tak sengaja saya menemukan tulisan yang mirip di Vivanews juga. Tulisan itu berjudul ‘Mangindaan: Demokrat Belum Bicara Capres’ diposting oleh Anggi Kusumadewi dan Syahrul Ansyari jam 14:39 WIB. Sedangkan ‘tulisan berjudul bombastis’ sebelumnya, diposting oleh Bayu Galih
dan Syahrul Ansyari tanggal 2 November jam 20.09 WIB. Bagi saya, kedua tulisan di Vivanews ini sebenarnya bersumber dari tulisan yang serupa, namun ada kekeliruan dalam membuat lead berita dan judul.
Saya tak ingin menyalahkan awak media dalam bekerja. Apalagi, dalam satu hari, mungkin kantor redaksi menerima ratusan berita dari reporter di lapangan. Mudah-mudahan, kasus ini bisa menjadi perhatian bagi pekerja pers dan kita semua sebagai penikmat berita, agar tak terjerumus dalam judul-judul bombastis.
Khusus kepada Pak Menhub jika membaca tulisan ini, saya ingin bilang, ”Tetaplah bekerja yang baik Pak dan jangan terpengaruh isu-isu politik. Saya menantikan jalan yang bebas macet, kapal tak tenggelam dan jadwal pesawat selalu ontime. Selamat bekerja Pak!” (jackson kumaat/edit jry)
Dari : Jackson Kumaat
MENTERI Perhubungan EE Mangindaan tampaknya tiba-tiba ditodong wartawan soal calon Presiden (Capres) 2014, dalam kapasitasnya sebagai Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. Konon, karena situasinya yang kurang pas dalam perjalanan kereta dari Tangerang menuju Jakarta, maka muncullah sudut pandang yang berbeda dari para jurnalis.
Saya ingin membedah beberapa media online dari pernyataan EE Mangindaan, Rabu 2 November 2011. Dan yang terheboh adalah di vivanews.com menulis judul ‘EE Mangindaan Siap Jadi Capres Demokrat’ diposting oleh Bayu Galih dan Syahrul Ansyari tanggal 2 November jam 20.09 WIB.
Sedangkan Tribun News (Grup Kompas) dan detik.com, masing-masing menulis judul ‘Mangindaan: Kita Hormati yang Telah Punya Calon’ dan ‘Demokrat Mengaku Belum Siapkan Pengganti SBY untuk 2014’. Di dalam berita Detik.com misalnya, menulis : Saat ditanya siapa figur yang cocok menjadi pengganti SBY, Mangindaan mengaku semua kader PD layak menjadi penerus untuk maju sebagai capres.
>”Semua harus meneruskan. Semua layak,” imbuhnya.
>”Termasuk Pak Mangindaan?” tanya wartawan.
>”Saya mengikuti apa yang menjadi keputusan dari DPP dan Dewan Pembina,” jawab Mangindaan diplomatis.
Lantas, di bagian mana pernyataan EE Mangindaan yang secara gamblang, tentang kesiapannya sebagai capres 2014, sehingga menjadi judul di Vivanews.com? Dengan judul tersebut, akhirnya menempatkannya sebagai
berita terpopuler di Vivanews. Dengan judul tersebut, agan-agan di situs Kaskus, mengomentarinya dengan nada yang cukup pedas.
Terus terang, saya tak mengenal secara pribadi dengan Pak EE Mangindaan, meski kami berasal dari Tanah Minahasa. Saya berupaya bersikap objektif, apakah Pak Mangindaan benar-benar ‘bernafsu’ menjadi capres 2014 sehingga ngotot bicara demikian ke wartawan.
Dalam dunia politik, pernyataan ‘anak buah’ yang ingin mengganti posisi ‘boss’,
tentu akan membuat ‘anak buah’ lainnya gerah. Apalagi, sebagai partai politik, tentunya ada mekanisme tertentu dalam menentukan bakal calon hingga menjadi kandidat.
Beruntung, media di Manado tak termakan provokasi Vivanews. Harian Komentar misalnya, menulis judul HL ‘Mangindaan: Demokrat Belum Bicara Capres’. Di dalam berita tersebut, Harian Komentar meminta klarifikasi ke Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Ini jadi catatan media daerah
yang kritis dan memegang prinsip cover both side dalam kegiatan jurnalisme.
Sambil memandang perbedaan tulisan Vivanews, detik.com dan Tribun News (Kompas Grup), tak sengaja saya menemukan tulisan yang mirip di Vivanews juga. Tulisan itu berjudul ‘Mangindaan: Demokrat Belum Bicara Capres’ diposting oleh Anggi Kusumadewi dan Syahrul Ansyari jam 14:39 WIB. Sedangkan ‘tulisan berjudul bombastis’ sebelumnya, diposting oleh Bayu Galih
dan Syahrul Ansyari tanggal 2 November jam 20.09 WIB. Bagi saya, kedua tulisan di Vivanews ini sebenarnya bersumber dari tulisan yang serupa, namun ada kekeliruan dalam membuat lead berita dan judul.
Saya tak ingin menyalahkan awak media dalam bekerja. Apalagi, dalam satu hari, mungkin kantor redaksi menerima ratusan berita dari reporter di lapangan. Mudah-mudahan, kasus ini bisa menjadi perhatian bagi pekerja pers dan kita semua sebagai penikmat berita, agar tak terjerumus dalam judul-judul bombastis.
Khusus kepada Pak Menhub jika membaca tulisan ini, saya ingin bilang, ”Tetaplah bekerja yang baik Pak dan jangan terpengaruh isu-isu politik. Saya menantikan jalan yang bebas macet, kapal tak tenggelam dan jadwal pesawat selalu ontime. Selamat bekerja Pak!” (jackson kumaat/edit jry)