Manado, BeritaManado.com — Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang dimotori oleh Partai Gerindra Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kian menarik perhatian publik dalam menghadapi pilkada 2024.
Hal itu dikarenakan bergabungnya Partai NasDem dan Perindo ke dalam Koalisi Indonesia Maju hingga berpotensi menjadi satu koalisi besar di Sulut.
Dengan demikian, posisi KIM dalam menghadapi pilkada 2024 telah diperkuat dimana Gerindra memiliki 4 kursi DPRD Provinsi Sulut, GOLKAR 6 kursi, NasDem 6 kursi, PSI 1 kursi, Perindo 1 kursi.
Bahkan, dikabarkan juga KIM akan membangun komunikasi bersama PKB dan PKS yang notabene masing-masing memiliki 1 kursi di DPRD Provinsi Sulut.
Ketua Partai Gerindra Sulut Conny Lolyta Rumondor mengungkapkan, alasan Partai Gerindra Sulut berkoalisi dengan partai politik lain di luar KIM.
Menurut Conny, koalisi partai politik memiliki satu alasan yang strategis terutama dalam mengimbangi kekuatan dan mewujudkan visi bersama.
“Partai Gerindra sadar sangat butuh koalisi dengan partai politik lain, memiliki visi yang sama dalam perjuangan menuju Sulut Maju,” ungkap Conny Minggu, (7/4/2024) kepada BeritaManado.com di Manado.
Lanjut Conny, memiliki visi dan agenda serupa dapat memutuskan untuk berkoalisi guna mewujudkan tujuan bersama yang sulit dicapai secara individu, dan dengan bergabung, tentu meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam mendorong kebijakan atau reformasi tertentu.
“Maka dari itu, kami terus membangun komunikasi dengan partai politik lain walau putusan akhir itu dari DPP,” jelas Conny.
Tak sampai di situ saja, Conny memastikan bahwa, koalisi yang nantinya terbentuk, akan dijalankan secara berkesinambungan hingga pada tingkat Kabupaten dan Kota.
“Jika koalisi kita terbentuk baik, itu akan terus jalan bersama, berlanjut sampai pilkada Kabupaten, Kota,” terang Conny.
Terang saja, dengan Koalisi besar, memiliki peluang besar meraih kemenangan pada kontestasi pilkada 2024 dan akan mampu meningkatkan stabilitas pemerintahan ke depan dengan memperoleh dukungan dan legitimasi politik yang lebih luas, bahkan dapat membantu mencegah konflik politik dan ketidakstabilan yang dapat mengganggu yang disebabkan ‘hama pemerintahan’.
(Erdysep Dirangga)