
Manado – Kemarau panjang yang menerpa hampir seluruh daerah di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) belakangan ini menjadi ancaman sektor pertanian.
Lantas, hal tersebut menjadi perhatian Komisi II DPRD Sulut. Kepada sejumlah wartawan, Senin (02/09/2019) Teddy Kumaat mengatakan, warga harus terus waspada.
“Kemarau kali ini diprediksi akan panjang. Kalau masih cukup waktu kita akan panggil dinas terkait untuk mencari solusi masalah ini. Karena, kekeringan bisa berdampak pada sektor pertanian. Dan tentunya akan berdampak pada inflasi,” tutur Teddy Kumaat.
Inflasi yang dimaksud, lanjut Ketua Fraksi PDIP ini, kemarau panjang bisa menjadi faktor kenaikan harga produk pertanian.
“Karena kemarau, banyak hasil pertanian tidak optimal sehingga terjadi kenaikan harga dan daya beli masyarakat menurun. Otomatis memicu bisa inflasi,” tegasnya.
Hal senada juga diamini Wakil Ketua Komisi II Noldy Lamalo. Dirinya berharap pemerintah lebih sigap dalam menghadapi kejadian-kejadian seperti ini.
“Memang mencegah lebih baik daripada mengobati. Tetapi kami dari DPRD Sulut berharap pemerintah daerah harus berinisiatif menanggulangi hal-hal yang bisa mendatangkan kerugian bagi masyarakat. Atisipasi kekeringan harus terus akan dilakukan. Utamanya agar dampak kekeringan tidak semakin meluas,” tutupnya.
(AnggawiryaZas)