Los Angeles – Budaya Minahasa dari tahun ke tahun harus diakui mlai terkikis pengaruh era globalisasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Namun hal tersebut justeru lebih mengarah pada ancaman pelestarian budaya lokal Minahasa sendiri, sebagai akibat dari penggunaan teknologi informasi yang salah.
Fakta paling sering dan sedang terjadi adalah penggunaan media sosial, dimana generasi muda justeru lebih banyak terpengaruh dengan budaya asing. Menjadi suatu pertanyaan besar, dimanakah tanggung jawab dan komitmen para pemangku kepentingan terhadap pelestarian budaya daerah Minahasa?
Pusat Kebudayaan Sulut Pa’Dior Tpmpaso dibangun untuk menjawab tantangan tersebut, dengan menajdikan IT sebagai bagian dari membangun kecintaan dan kebanggan terhadap budaya sebagai bagian dari jati diri. Bahkan melalui teknologi informasi itu sendiri, upaya-upaya untuk melakukan sosialisasi dan mempromosikan budaya lokal Minahasa ke seluruh dunia terus dilakukan.
“Melalui perayaan HUT ke-586 Kabupaten Minahasa tahun ini, marilah secara bersama-sama kita menyadari peran masing-masing untuk melestarikan budaya daerah. Dengan demikian jati diri sebagai generas Toar Lumimuut akan tetap terpelihara meskipun kita berada di belahan dunia manapun,” ungkap Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto kepada BeritaManado.com, Selasa (4/11/2014) waktu Amerika Serikat. (frangkiwullur)